Proyek RSUD Kota Probolinggo Dimulai, Jembatan Tak Bisa Dilewati Kendaraan Proyek
PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Keinginan Pemkot Probolinggo untuk memiliki Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kelas nasional, bakal segera terwujud. Sebagai bentuk keseriusannya, Senin (28/9/2020) Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meletakkan batu pertama sebagai tanda pembangunannya dimulai.
Hanya sayang, dua jembatan yang dalam proses penyelesaian tersebut tidak bisa dilewati kendaraan besar pengangkut bahan proyek. Alasannya, konstruksi jembatan diciptakan bukan untuk kendaraan proyek, tetapi khusus kendaraan kecil seperti mobil pegawai, pengunjung dan kendaraan milik RSUD.
Meski jembatan barunya tidak bisa dilewati kendaraan proyek, namun pembangunannya tetap berjalan. Kendaraan besar atau alat berat proyek akan dilewatkan di jembatan darurat (bailey). Karenanya, Pemkot mewajibkan kontraktor pemenang tender memasang jembatan darurat menuju lahan yang akan dibangun RSUD.
Kedua jembatan baru tersebut dikatakan tidak kuat menahan beban kendaraan proyek, diungkap Wakil Wali Kota HM Soufis Subri beberapa hari sebelumnya. Alasannya, bukan karena masih baru atau penggarapan dua jembatan itu asal-asalan.
“Konstruksi jembatan dibangun, memang bukan untuk dilalui kendaraan besar (proyek),” ujarnya.
Tetapi hanya khusus kendaraan kecil milik RSUD, pegawai dan pengunjung. Agar kendaraan proyek bisa masuk ke lahan RSUD untuk memasok material proyek, akan dibangun jembatan darurat.
“Ya, nanti akan dipasang jembatan darurat untuk kendaraan proyek. Jembatan baru tidak boleh dilewati,” katanya.
Kedua jembatan tersebut dilewati setelah kendaraan berat dan besar yang mau lewat tidak ada. Dengan demikian, jembatan tersebut dibiarkan sekaligus proses pengeringan agar lebih kuat. Soufis Subri berharap, pembangunan tahap pertama RSUD berlangsung aman dan lancar.
“Kami berharap seperti itu. Agar RSUD rujukan ini selesai secapatnya sehingga bisa segera ditempati,” pungkasnya.
Seperti diketahui, proyek multiyears tersebut diperkirakan menghabiskan dana Rp 250-an miliar lebih. Proyek yang dikerjakan tahun 2020 ini menelan anggaran sekitar Rp 17 miliar. Proyek belasan miliar ini dikerjakan PT Anggaza Widya Ridhamulia, Suranaya, pemenang tender.
Saat tender, proyek tersebut sempat gaduh setelah PT Brawijaya Karya Mandiri, pemenang tender urutan ketiga bereaksi, mempersoalkan sewa jembatan darurat (bailey).