Aksi Penolakan UU Cipta Kerja, Mahasiswa Sumenep Sepakat Golput di Pilkada 2020
SUMENEP, FaktualNews.co – Pengesahan UU Cipta Kerja oleh DPR RI beberapa waktu lalu juga mendapat penolakan dari gabungan mahasiswa di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Dalam demonstrasi yang digelar Kamis (8/10/2020) mereka bahkan mengancam akan golput dalam Pilkada Sumenep yang akan digelar Desember mendatang.
Dalam orasinya, salah satu penggerak mahasiswa, Abdul Mahmud, menegaskan, pengesahan UU omnibuslaw dianggap tidak berpihak terhadap kepentingan rakyat.
Oleh sebab itu, kata dia, para mahasiswa meyampaikan sejumlah poin tuntutan kekecewaan, salah satunya, para mahasiswa sebagai representasi kaum milenial akan memilih golput dalam pilkada 9 Desember 2020 mendatang.
“Kami menyatakan musi tidak percaya terhadap pemerintah dan partai politik, karena telah menyetujui dan mengesahkan UU Cipta Kerja, kami juga menyatakan secara tegas akan golput di Pilkada, yang diikuti oleh calon yang diusung oleh parpol,” tegasnya salah satu orator aksi.
Penolakan tersebut, dinilai sebagai cara memperjuangkan kepentingan rakyat, utuk itu DPRD sebagai representasi suara masyarakat di daerah harus menyampaikan komitmennya menolak UU omnibuslaw agar disampaikan ke pusat.
“Kami minta seluruh anggota DPRD Sumenep menemui kami, kami ingin menanyakan komitmennya untuk bersama-sama menyampaikan penolakan terharap pengesahan UU Cipta Kerja, sampaikan ke DPR pusat penolakan kami,” tegasnya.
Ketua DPRD Sumenep, Abdul Hamid Ali Munir saat menemui massa aksi berjanji akan memperjuangkan aspirasi rakyat lewat suara mahasiswa ini. Apa yang disampaikan akan menjadi atensi DPRD Sumenep.
“Sudah banyak tuntutan penolakan dari masyarakat soal pengesahan UU Cipta Kerja, dan ini akan menjadi atensi kami wakil rakyat di daerah untuk disampaikan ke DPR pusat. Kami bersama rakyat untuk memperjuangkan ini,” sebutnya.
Pantauan di lokasi, aksi berjalan damai. Mahasiswa menyampaikan orasi secara bergantian dengan pengamanan ketat aparat kepolisian setempat.
Gelombang penolakan UU tersebut disampaikan oleh dua massa aksi, pertama disuarakan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sumenep, kemudian disusul oleh Aliansi Mahasiswa Sumenep yang dimotori oleh masing-masing BEM seluruh kampus di ujung timur pulau Madura.