Disiplin 3M dan Terapkan 3T, Negara Bisa Menghemat Rp 500 Triliun
JAKARTA, FaktualNews.co-Apabila kita bisa disipilin menjalankan protokol kesehatan (prokes) 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak aman), dan pemerintah aktif menjalankan 3T (Tracing, Testing, Treatment), kita dapat menghentikan kerugian negara lebih besar lagi, bisa menghemat Rp500 Triliun.
“Dan bisa menggunakannya uang itu untuk membangun ekonomi Indonesia,” terang Prof dr Hasbullah Thabrany, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, pada acara Dialog Produktif bertema ‘Memaksimalkan Pengelolaan Kesehatan Lewat Vaksinasi’ yang digelar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (26/11/2020).
Menurut Prof Hasbullah, saat ini pemerintah memang menanggung biaya rumah sakit melalui anggaran Kementerian Kesehatan. Diperkirakan kalau dirawat lebih dari 30 hari apalagi harus masuk ICU yang biayanya bisa sehari Rp15 juta per hari, pengeluarannya bisa lebih dari seratus juta.
“Tapi masyarakat perlu pahami, meski ditanggung negara maka jangan merasa nyaman dan tidak peduli menjalankan protokol Kesehatan,” terang Prof Hasbullah.
Ingat pada saat dirawat, sambung Prof Hasbullah, kita menjadi tidak produktif, itu sudah kehilangan banyak pendapatan per harinya.
“Belum lagi setiap hari pasien merasa khawatir dengan kondisi kesehatannya, ini yang tidak bisa dihitung oleh uang,” tambah Prof Hasbullah.
Dari pengalaman, penyintas Covid-19 Icha Atmadi dalam kesempatan sama juga membenarkan pernyataan Prof Hasbullah tersebut.
“Semua pasien Covid-19, baik gejalanya ringan, sedang, maupun berat, mengalami titik terendah sehingga membuat kita lebih introspeksi. Ayah saya sampai mendapatkan beberapa suntikan infus, belum lagi ditambahkan alat bantu pernafasan, serta alat pendukung dan tindakan medis lainnya. Jadi benar-benar mencemaskan waktu itu,” terangnya.
Cara terbaik agar masyarakat dan negara tidak merugi lebih besar lagi adalah dengan mencegah, jangan sampai terkena Covid-19. Oleh karena itu Prof Hasbullah menyarankan untuk disiplin menjalani protokol kesehatan 3M.
“Kalau nanti sudah ada vaksin, kita tambah dengan vaksin. Meskipun harga vaksin belum keluar nilainya, tapi misalnya harganya nanti katakanlah Rp200.000, investasi ini akan memberikan kita peluang lebih aman daripada berisiko besar terinfeksi dan memerlukan pengobatan,” terangnya lebih lanjut.
Dijelaskan, biayanya sangat berat kalau terkena Covid-19, apalagi nanti tidak mau divaksinasi. Hidup bisa tidak nyaman karena risiko mengeluarkan Rp200-300 juta apabila terinfeksi.
Vaksin terbukti mampu memberikan ketenangan, pada contohnya kasus penyakit TBC, karena hampir semua orang sudah divaksinasi BCG, kita bisa tenang menjalani kehidupan,” terang Prof. Hasbullah.
Selain itu, dari perspektif agama, Prof Hasbullah menilai, mencegah penularan sama derajatnya dengan melakukan ibadah,
“Menjaga diri dan orang lain di sekitar kita agar tidak tertular Covid-19 adalah ibadah. Saking besarnya ibadah itu sampai naik haji dan salat Jumat berjamaah pun boleh ditinggalkan untuk menghindari penularan lewat kerumunan,” tegas Prof Hasbullah.
Cerita Icha Atmadi juga memperkuat penjelasan Prof Hasbullah. “Protokol kesehatan dalam keluarga kami lebih diperketat setelah sembuh dari Covid-19. Pengalaman yang saya alami pun saya bagikan kepada teman-teman, agar mereka tidak mengalami apa yang saya rasakan,” ujarnya.