BKSDA Tambah 4 Kamera Pengintai Harimau Jawa di Tulungagung
TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Tim dari BKSDA menambah 4 kamera pengintai untuk melacak harimau Jawa di sekitar lereng gunung wilis yang dikabarkan terlihat oleh warga pada akhir November 2020 lalu.
Dengan begitu, kamera pengintai sudah tersebar sebanyak 3 kamera trap di Desa Nyawangan dan 4 kamera trap di Desa Nglurup.
Kamera tersebut akan dibiarkan berada di titik-titik yang telah ditentukan, selama tiga bulan. Namun jika tidak ada hasil, ketujuh kamera tersebut akan dipindah ke area yang diyakini kerap dihampiri oleh kucing besar tersebut.
“Nanti akan kita evaluasi dengan tim kami apakah di dua desa tersebut cukup 3 bulan atau kita teruskan atau dipindah. Kalau dipindah, karena karnivor besar itu cenderung memanfaatkan area terbuka yang dekat aliran sungai. Nantinya tempat-tempat tersebut akan kita pasangi kamera,” jelas, Joko Dwiyono, ketua resort BKSDA RKW 02 Blitar yang membawahi wilayah Blitar, Tulungagung, dan Kediri, Selasa (19/1/2021).
Sedangkan untuk monitoring atau pengunduhan data, bakal dilaksanakan dalam waktu dekat ini.
“Monitoring ada dalam watu dekat. Tapi untuk tim lapangan di situ ada yang menginfokan di sana. Tapi untuk monitoring belum tau secara pasti, kapan akan dilaksanakan,” jelasnya.
Dari perkembangan penggalian data, ada pengakuan dari warga yang melihat di titik ketiga pemasangan kamera pengintai.
“Belum ada info yang mengarah jelas, namun di titik terkahir, dilihat di daerah itu ada harimau gigit anaknya (membawa anak harimau), di titik ketiga sekitar 2 kilometer dari pemukiman warga,” paparnya.
Diberitakan sebelumnya, Tim BKSDA memasang tiga kamera pengintai di Desa Nyawangan, dua titik disekitar sungai, dan satu titik di atas perbukitan pada akses jalan warga setempat menuju hutan pada Senin (11/1/2021) lalu.
Sementara itu, hingga saat ini atau dengan penambahan empat kamera pengintai, tim BKSDA belum menemukan adanya bukti empiris mengenai keberadaan harimau diduga berjenis harimau jawa di kawasan Perhutani Ketamatan Sendang.