Kuliner

Warung Legenda Mahasiswa, 25 Tahun Setia Melayani Pelajar di Jember

JEMBER, FaktualNews.co – Warung makan Pak Edi yang berada di Gang Kecil Jalan Semeru, Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember itu sudah 25 tahun berdiri. Selama itu warung sederhana itu jadi favorit mahasiswa Jember.

Karena harganya yang murah dan ramah di kantong mahasiswa, warung yang berdiri sejak tahun 1996 ini tidak pernah sepi pembeli.

Pemilik warung, Nevi Kurniawati mengatakan, warung yang dikelolanya itu memang sangat dikenal oleh banyak mahasiswa di Jember. Per hari, bahkan dia harus melayani rata-rata 300 sampai 400 pelanggan yang mayoritas dari kalangan mahasiswa.

“Warung makan ini dulunya bapak saya yang buka bersama ibu. Nama Warung Pak Edi itu, ya nama bapak saya. Waktu itu yang dijual nasi bungkus, isinya telur, mie dan nasi. Atau akrab disebut nasi campur. Sekitar tahun 1996 awalnya (buka), dijual waktu itu satu porsi nasi bungkus Rp 1000,” kata Nevi saat dikonfirmasi di warungnya, Minggu (14/3/2021).


Artikel menarik lainnya:


Kala itu, kata Nevi yang berjualan adalah bapak dan ibunya. Karena murahnya nasi bungkus yang dijual, ramai dari mulut ke mulut para mahasiswa yang jadi langganannya.

Sehingga warung itupun, meski hanya berjualan nasi bungkus, katanya, ramai pembeli. Mau makan di tempat ataupun dibawa pulang, terserah yang membeli.

“Alhamdulillah ramai pembeli, bahkan dulu bukanya 24 jam. Jadi banyak yang datang saat itu,” katanya.

Bapak dan ibu Nevi saat itu, berjualan di jalur utama Jalan Semeru, tepatnya depan pasar pagi Semeru. Namun tanpa diungkapkan secara jelas. Warung makannya sempat berpindah sebanyak 3 kali.

Warung makan Pak Edi yang menyiapkan makan dengan tarif murah dan menjadi favorit mahasiswa di Jember. (Muhammad Hatta)

Sehingga kini warung makan yang dikelolanya, buka di gang kecil bernama Gang Bukit Indah, tidak jauh dari jalur utama Jalan Semeru.

“Warung Pak Edi ini sudah pindah-pindah tempat, sekitar 3 atau 4 kali. Pertama di depan Pasar Semeru itu selama 12 tahun di sana, yang sekarang sudah jadi Indomaret. Kemudian pindah agak ke Selatan, sebelahnya lahan kosong yang sekarang jadi cafe itu. Di situ selama 5 tahun,” ujarnya.

Kemudian karena diminta pindah lagi, kata Nevi, ibunya berkata lebih baik pindah di dekat rumah saja. Tepatnya di Gang Bukit Indah. Ditanya apa alasan dari pindah itu? Nevi enggan menjelaskan detail.

“Akhirnya pindah dekat rumah ini, sekitar Tahun 2010 sampai sekarang. Saat itu ibu bilang, tidak apa-apa pindah, di dekat rumah saja. Tidak perlu khawatir, InsyaAllah kalau rejeki, pasti laku dan tidak sepi pembeli,” kata Nevi menirukan kata-kata ibunya saat itu.


Artikel menarik lainnya:


Namun meskipun berada di gang kecil, warung makam Pak Edi yang dibukanya tidak sepi pembeli. Bahkan karena ramainya pengunjunga, Nevi pun harua pindah tempat lagi agak ke selatan dari warung yang lama.

“Karena Alhamdulillah banyak pembeli, jadi pindah dan agak besar sekarang. Untuk pembeli yang datang dan makan Alhamdulillah tetap ramai,” katanya.

Kini di Warung Pak Edi, menu makanan yang dijualnya tidak lagi nasi bungkus saja. Menunya dirubah dan sayuran pendampingnya adalah kulupan.

“Saat itu menunya diperbaharui, pakai kulupan. Jadi menunya sekarang sayur kulupan, dan lalapan. Dengan telur, juga ada tongkol, jika ingin menu lain. Untuk harga sekarang beda. Tapi alhamdulillah tetap murah. Per porsi dibanderol 5.000 rupiah,” ujarnya.