SUMENEP, FaktualNews.co – Potongan video oknum camat di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, viral di media sosial, baik facebook maupun platform WhatsApp group dalam beberapa hari terakhir.
Dalam potongan video berdurasi 30 detik itu, tampak pria yang diduga sebagai Camat Batang-Batang, Joko Suwarno, berbicara dalam forum rapat koordinasi, meminta kades setempat ‘mencuri’ sapi warga yang enggan divaksin.
“Kelebunnya takut dengan masyarakat. Tako’ ta’ epele pole 2025 atau 2026. Itu, kan, masih lama. Kelebun punya kartu as. Punya (kartu?) sakte. Keco’ sapena, cakna bupati, sampe’ begitu. Keco’ sapena mon oreng se ta’ endha’ evaksin…” Demikian pernyataan Camat dalam potongan video tersebut.
Dalam Bahasa Indonesia, kira-kira begini terjemahannya,
“Kepala desanya takut dengan masyarakat, takut tidak dipilih lagi 2025 atau 2026. Itu kan masih lama. Kepala desa punya kartu As, punya sakti. Curi sapinya, kata Bupati. sampai begitu. Curi sapinya orang yang tidak mau divaksin…” (Red)
Camat Batang-batang Joko Suwarno mengakui potongan dalam video tersebut memang dirinya. Menurut dia, video diambil saat pihaknya melaksanakan rapat terkait percepatan vaksinasi pada Jumat (13 Agustus 2021) lalu.
Joko menjelaskan, video tersebut sudah mengalami editan atau pemotongan sehingga informasi yang sampai ke publik tidak utuh.
“Yang viral itu editan semua. Kalau dari awal, paling tidak, kan saya mengucapkan salam dan seterusnya. Tahu-tahu dipotong di tengah, kemudian ada lagi di belakang,” ujarnya, saat dikonfirmasi.
Sebagai Camat, Joko menegaskan, tidak mungkin dirinya meminta Kades mencuri sapi warga yang tidak mau divaksin. “Jadi saya tidak ada sama sekali terbesit menyuruh Kades mencuri,” tegas dia.
Menurutnya, saat itu dirinya memang menekankan agar ada percepatan vaksinasi di Kecamatan Batang-Batang. Untuk itu, ia meminta dukungan para Kades supaya bekerja lebih maksimal memobilisasi warganya untuk divaksin.
“Karena yang saya tahu, kalau di desa, Pak Kalebun (Kades) memiliki kartu as. Buktinya, hampir setiap kejadian di desa larinya ke kalebun. Ada orang sakit ke Pak Kalebun. Ada kasus pencurian, juga (melapornya) ke Pak Kalebun,” paparnya.
Selebihnya, atas kejadian viralnya video tersebut, ia meminta maaf kepada Bupati Sumenep, Achmad Fauzi. Menurut dia, dirinya sama sekali tidak ada niatan membawa-bawa nama Bupati dalam pernyataannya.
Sekdesw Nyabakan Barat, Jamil, orang yang diduga mengambil video pada saat rapat, mengaku hanya mengirimkan video tersebut ke grup Satgas Covid-19 Kecamatan Batang-Batang dan Sekdes Batang-Batang, melalui aplikasi perpesanan.
Menurut dia, video yang dikirimkan dirinya ke dua grup tersebut masih utuh. Tidak hanya berdurasi 30 detik, tapi 7 menit lebih. “Video yang saya kirim berdurasi 7,24 menit,” ungkapnya.
Menanggapi viralnya potongan video camat tersebut, ketua Paguyuban Camat se-Kabupaten Sumenep, Farid Wajdi berpendapat, Bupati Achmad Fauzi tidak pernah menyampaikan atau memberikan arahan yang kontra produktif seperti itu.
“Tidak pernah bapak Bupati memberikan arahan atau menyampaikan kepada kami, para Camat, hal-hal seperti itu. Tidak ada!” katanya, tegas, Senin (16/8/2021).
Camat Pasongsongan itu menuturkan, dirinya bersama Camat lainnya sering melakukan rapat koordinasi bersama Bupati, baik terkait pelaksanaan PPKM maupun program vaksinasi.
“Tapi dari beberapa kali rapat koordinasi, tidak pernah Bapak Bupati memberikan arahan seperti itu, dan tidak mungkin seorang pimpinan akan memberikan arahan seperti itu. Apa yang saya sampaikan ini, bisa dikonfirmasi ke teman-teman Camat yang lain,” tegasnya.
Inspektorat bersama BKPSDM (Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Sumenep, berjanji akan segera memanggil Camat Batang-Batang, Joko Suwarno, yang potongan videonya viral di media sosial dalam beberapa hari terakhir.
Pemanggilan dilakukan untuk mengklarifikasi yang bersangkutan terkait dengan pernyataannya dalam potongan video yang terkesan ‘meminta’ kades mencuri sapi masyarakat yang tak mau divaksin.
“Kami akan klarifikasi dulu kepada yang bersangkutan. Karena, video yang viral itu hanya potongannya. Kami belum melihat video utuhnya. Jadi sementara kami belum bisa menyimpulkan,” kata Inspektur Inspektorat Sumenep, Titik Suryati.