Mengenal Masjid Asya’ir yang Dibangun Abu Musa Al-Asy’ari Sang Sahabat Nabi
SURABAYA, FaktualNews.co – Salah satu masjid yang didirakan pada awal-awal perkembangan Islam di daratan Arab adalah Masjid Al-Asya’ir (Arab: امع الأشاعر), di kota Zabid, pesisir pantai provinsi Al-Hodeidah, Yaman.
Nama masjid yang masuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO tersebut merujuk pada nama pendiri masjid yakni Abu Musa Al-Asy’ari. Sahabat nabi dengan nama asli Abdullah bin Qais bin Sulaim al-Asy’ari ini berasal dari Yaman.
Abu Musa Al-Asy’ari masuk Islam sejak Nabi Muhammad masih di Mekkah. Bahkan dia termasuk salah satu dari sahabat nabi yang ikut berhijrah ke Habasyah atau Ethiopia dengan menaiki dua kapal.
Dia merupakan salah satu tokoh dari generasi sahabat Nabi Muhammad sekaligus moyang dari tokoh utama mazhab akidah Asy’ariah yaitu Abu Al-Hasan Al-Asy’ari.
Artikel menarik lainnya:
• Masjid Larabanga di Ghana, Berbahan Tanah Berarsitektur Nyeleneh
• Mengenal Masjid Agung Paris, Pelindung Warga Yahudi dari Kekejaman Nazi
• Islam dan Masjid Pertama di Negara Fidel Castro
• Mengenal Masjid ‘Pertama’ di Papua, Masjid Tua Patimburak
Masjid kuno dan bersejarah ini konon dibangun pertama kali oleh Abu Musa Al-Asy’ari pada pada tahun 8 H atau 629 M. Itu artinya, masjid ini sudah berdiri selama tiga tahun ketika Nabi Muhammad wafat pada tanggal 12 Rabiulawal 11 H.
Dalam perjalanannya, masjid ini mengalami beberapa kali renovasi. Salah satu renovasi berupa penambahan yang paling penting adalah pada masa pemerintahan Sultan Al-Mansour Abdul Wahab bin Dawood pada tahun 1486.
Dilansir Wikipedia, sebagaimana dikemukakan sejarawan besar Ibn al-Dhibir dalam bukunya In Order to Benefit, sejak renovasi pada tahun 1486 itu, bentuk masjid tetap tak berubah hingga sekarang ini.
Masjid ini menempati area persegi panjang (50,35 x 50,24 m) dan berisi ruang terbuka berukuran 11 x 5 meter persegi.
Bangunan masjid dikelilingi oleh empat koridor sementara kiblat dapat diakses melalui gerbang utama yang terletak di sisi selatan atau melalui pintu-pintu lain di dinding masjid, yang terbuka langsung ke lorong kiblat.
Artikel menarik lainnya:
• Keindahan Masjid Pink di Iran, Pantulkan Efek Pelangi Saat Pagi Hari
• Mengenal Gen Miskit, Masjid Karang Pertama di Maldives
• Masjid Raya Xi’an, Tempat Sembahyang Umat Islam Pertama di Cina
• Indahnya Masjid Agung Sultan Qaboos Menarik Perhatian Wisatawan Non Muslim
Di masjid ini mihrab tidak berada di tengah dinding di sisi kiblat. Hal ini disebabkan oleh penambahan berulang pada masjid, misalnya platform kayu di dalam dinding di sebelah timur mihrab, mimbar yang berasal dari tahun 1542.
Menara masjid terletak di selasar selatan dan didasarkan pada alas persegi yang di atasnya terdapat badan segi delapan berhiaskan muqarnas yang tersusun dari perpotongan garis. Sementara menara ditutupi oleh kubah benteng di bagian atas, yang merupakan desain yang lazim di antara menara masjid lain di Zabid.
Masjid ini memiliki kursi kayu yang didedikasikan untuk pembacaan hadis Nabi. Sejak tanggal pembuatannya pada tahun 927, posisi kursi kayu tetap dipertahankan berada di lorong kiblat hingga hari ini.
Sebagaimana masjid-masjid kuno lainnya, Masjid Al-Asha’ir juga berfungsi sebagai pusat studi agama. Para mahasiswa dari Yaman dan dunia Islam lainnya tinggal di asrama yang didirikan tak jauh dari lokasi masjid.