Indonesia Mempunyai Harta Karun Seperti Afghanistan yang Diincar Asing
FaktualNews.co – Negara Afghanistan memang memiliki harta karun berupa sumber daya alam yang nilainya puluhan ribu triliun.
Dilansir dari CNBC Indonesia, sejumlah sumber daya utama Afghanistan tersebut antara lain tembaga, emas, minyak, gas alam, uranium, bauksit, batu bara, bijih besi, logam tanah jarang, lithium, kromium, timah, seng, batu permata, bedak, belerang, gipsum, hingga marmer.
Dengan besarnya sumber daya tambang Afghanistan, tak ayal bila negara ini kerap “diincar” banyak negara.
Tidak hanya Afghanistan, Indonesia ternyata juga memiliki harta karun berupa sumber daya yang tak kalah nilainya dari Afghanistan.
Mengutip data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), berikut sejumlah komoditas primadona Indonesia yang juga bisa menjadi ancaman dunia:
1. Nikel
Dalam booklet bertajuk “Peluang Investasi Nikel Indonesia” 2020, Indonesia disebut memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, tepatnya sebesar 72 juta ton Ni (nikel). Jumlah ini merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni.
Data tersebut merupakan hasil olahan data dari USGS Januari 2020 dan Badan Geologi 2019.
Selain pemilik harta karun nikel terbesar di dunia, Indonesia juga merupakan produsen nikel terbesar di dunia. Pada 2019, Indonesia memproduksi 800 ribu ton Ni atau setara 30% dari produksi nikel dunia 2.668.000 ton Ni.
2. Tembaga
Berdasarkan data Badan Geologi, status per Juli 2020, Indonesia memiliki sumber daya tembaga sebesar 14,83 miliar ton dan cadangan 2,63 miliar ton.
3. Emas
RI menduduki peringkat kelima sebagai negara dengan cadangan emas terbesar di dunia.
Berdasarkan data Booklet Emas yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020, mengolah data USGS 2020, jumlah cadangan emas RI tercatat sebesar 2.600 ton Au (emas).
Harta karun emas RI dilaporkan mencapai 5% dari total cadangan emas dunia. Sampai dengan tahun 2019, total cadangan emas dunia mencapai 50.300 ton Au.
Berdasarkan data Kementerian ESDM 2020, Indonesia memiliki sumber daya bijih emas mencapai 14,96 miliar ton, sumber daya logam emas 0,01 juta ton, cadangan bijih emas 3,56 miliar ton, dan cadangan logam emas 0,005 juta ton.
“Jumlah cadangan bijih emas Indonesia terbesar di Papua, yakni 52%,” tulis Booklet Emas 2020 Kementerian ESDM tersebut.
4. Batu Bara
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sumber daya dan cadangan batu bara RI masih cukup untuk 65 tahun ke depan.
Adapun sumber daya dan cadangan batu bara terbesar ada di Kalimantan dan Sumatera.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Ditjen Minerba) Kementerian ESDM 2021, total sumber daya batu bara RI mencapai 143,7 miliar ton dan cadangan sebesar 38,84 miliar ton. Kalimantan menyumbang sumber daya sebesar 88,31 miliar ton dan cadangan sebesar 25,84 miliar ton. Ini artinya, Kalimantan menyumbang 62,11% dari “harta karun” batu bara nasional.
Kemudian, sumber daya batu bara di Sumatera 55,08 miliar ton dan cadangan mencapai 12,96 miliar ton. Sumetera menyumbang 37,70% dari potensi batu bara nasional.
5. Logam Tanah Jarang
Afghanistan juga terkenal dengan negara kaya akan lithium. Bahkan, pada 2010 Departemen Pertahanan AS mengeluarkan memo yang menggambarkan Afghanistan sebagai “the Saudi Arabia of Lithium” yang berarti itu bisa sama pentingnya untuk pasokan global logam baterai seperti negara Timur Tengah untuk minyak mentah.
Kementerian Pertambangan Afghanistan pada 2019 mengatakan bahwa Afghanistan memiliki 1,4 juta ton mineral tanah jarang, sekelompok 17 elemen-elemen mineral yang dihargai karena aplikasinya pada perangkat elektronik, kendaraan listrik hingga peralatan militer.
Ternyata Indonesia juga memiliki potensi logam tanah jarang (LTJ).
Komoditas ini memang belum diproduksi di Indonesia, namun Indonesia juga memiliki sumber “harta karun” terpendam ini.
Indonesia memang belum memiliki data utuh terkait total sumber daya logam tanah jarang ini karena masih minimnya penelitian terkait LTJ di Tanah Air. Namun berdasarkan buku “Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia” oleh Pusat Sumber Daya Mineral, Batu Bara dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2019, sumber daya logam tanah jarang yang berhasil diteliti di beberapa wilayah tercatat mencapai 72.579 ton, berasal dari endapan plaser dan endapan lateritik.
Endapan plaser ini banyak dijumpai pada lokasi kaya sumber daya timah seperti di Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, dan selatan Kalimantan Barat.
Sementara untuk endapan lateritik terdapat di beberapa wilayah seperti Parmonangan, Tapanuli, Sumatera Utara, Ketapang, Kalimantan Barat, Taan, Sulawesi Barat, dan Banggai, Sulawesi Tengah.
Adapun sumber daya LTJ dari endapan lateritik yang diteliti dari beberapa wilayah tersebut mengandung 20.579 ton.