PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Petugas Satpol PP Kabupaten Probolinggo melakukan operasi Pekat (Penyakit Masyarakat) Desa Kerpangan dan Desa Tigasan Wetan, Kecamatan Leces serta Desa Banjarsawah, Kecamatan Tegalsiwalan, Rabu (27/10/ 2021) siang.
Hasil, 6 Pekerja Seks Komersial (PSK) diciduk dari tiga lokasi tersebut. Mereka terjaring saat menunggu tamu pria hidung belang. Rata-rata mereka mengkal di tempat prostitusi tak berizin, karena kebutuhan ekonomi.
Keenam perempuan berstatus janda tersebut masing-masing berasal dari Kecamatan Sumber berinisial TK, Kemudian SA dari Kecamatan Tiris, YD kecamatan Krucil, YY Kecamatan Kuripan, MN Kecamatan Kedopok dan RN berasal dari Kecamatan Kuripan.
Kabid Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Hariyanto menyebut, lokalisasi tak resmi dioperasi berdasarkan laporan masyarakat.
Meski demikian, mereka tidak langsung digerebek, tetapi dengan cara persuasif yakni, mengingatkan. “Kami sebelumnya telah melakukan pendekatan. Karena mereka tetap mengkal, kami amankan,” tegasnya.
Selanjutnya, mereka yang diamankan akan diminta keterangan dan dibina. Mereka juga menandatangani surat untuk tidak mengulangi perbuatannya.
Tentang mucikari yang tidak ikut dibawa ke kantor Satpol PP, Hariyanto menyebut, para mucikari akan datang sendiri ke kantor. “Kita akan bina, mereka melanggar peraturan daerah,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu pria yang akrab disapa Hari menjelaskan, seluruh PSK sudah menjalani test HIV dan test Covid-19. PSK yang rata-rata PSK warga lokal dan hanya satu PSK dari Situbondo, dinyatakan negatif.
“Setelah didata, mereka dipulangkan. Tapi tidak boleh kembali lagi,” tambahnya.
MN, salah satu PSK mengaku, bekerja menjadi PSK karena terdesak kebutuhan ekonomi. MN yang sudah bercerai dengan suaminya tersebut harus menafkahi ketiga anaknya.
Mengenai pendapatan setiap hari ia mengaku, tidak pasti alias tidak tentu. “Penghasilannya kan tergantung tamu. Jadi tidak pasti,” katanya singkat.