SURABAYA, FaktualNews.co – Sebuah peristiwa menarik terjadi saat pertemuan Conference of the Parties (COP) 26 di Glasgow, Skotlandia pada 1-2 November 2021 lalu. Perwakilan dari negara Tuvalu, menyampaikan pidatonya tentang dampak perubahan iklim global melalui video yang mengesankan.
Simon Kofe, Menteri Kehakiman, Komunikasi dan Luar Negeri Tuvalu, berpidato di sebuah podium yang ditaruh di air laut yang katanya mulai terus naik dan ‘menelan’ negara kepulauan Tuvalu.
Dalam video berdurasi empat menit yang diambil di perairan biru Pasifik Selatan itu, Kofe menjelaskan bahwa tidak ada waktu tersisa untuk berpidato panjang lebar karena daerah pesisir tergenang banjir.
Tuvalu, yang memiliki populasi hampir 12.000 orang yang tersebar di sembilan pulau kecil antara Hawaii dan Australia, benar-benar tenggelam karena permukaan laut terus naik dari pencairan es karena peningkatan suhu.
Dilansir Popular Science, ketinggian paling puncak di seluruh kepulauan Tuvalu hanya 15 kaki. Meskipun penelitian menunjukkan pulau-pulau itu mungkin beradaptasi dengan ketinggian air, banjir dan erosi diperkirakan akan meningkat.
Dia menjelaskan bahwa pidatonya bukan hanya pernyataan, tetapi seruan dari negaranya kepada pemerintah lain untuk mengupayakan emisi nol-bersih, meningkatkan pendanaan untuk dukungan iklim, dan menjaga suhu global agar tidak meningkat lebih dari 1,5 derajat Celcius.
Tempat-tempat seperti Tuvalu sudah mulai bersiap untuk menghadapi kondisi terburuk. Kofe menegaskan, kemungkinan bahwa mereka akan kehilangan negara kepulauan mereka ke laut adalah nyata.
COP adalah forum tingkat tinggi tahunan bagi 197 negara dan merupakan bagian dari Konvensi Kerangka Kerja PBB atas Perubahan Iklim dan pengambil keputusan tertinggi dari United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang diresmikan tahun 1992.
Selain mempertemukan para pemimpin dunia, COP 26 juga membahas dan menegosiasikan beragam isu spesifik seperti alokasi pendanaan iklim baik dari sumber pendanaan publik maupun swasta.
Isu lain yang dibahas adalah perihal energi, pemberdayaan pemuda dan masyarakat, lingkungan alam dan penggunaan lahan, adaptasi terhadap perubahan iklim, isu gender, ilmu pengetahuan serta inovasi, transportasi, dan tata kota serta wilayah.