Ekonomi

Manfaatkan Limbah Bonggol Bambu, Pria Asal Kediri Sulap Jadi Aneka Kerajinan Unik

KEDIRI, FaktualNews.co – Memanfaatkan limbah bonggol bambu, yang biasanya hanya dijadikan kayu bakar, seorang perajin asal Desa Gampeng, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Agung Prasetyo (45), menyulapnya menjadi aneka kerajinan yang unik dan mempunyai nilai ekonomis.

Bonggol-bonggol bambu dijadikan berbagai karakter binatang mulai burung, ikan, katak dan ular. Sementara batang bambu dijadikan aneka asbak dan lampion yang indah.

“Jadi awalnya setiap saya pulang dari sawah, banyak barang-barang bambu yang dibuang dan ditumpuk di pinggir sawah. Selain itu bonggol-bonggol bambu juga sama,” kata Agung Prasetyo memulai ceritanya, Sabtu (8/1/2022).

Untuk membuat aneka kerajinan dari bonggol bambu, awalnya bonggol bambu dipilih dan dipilah untuk menyesuaikan bentuknya. selanjutnya akar serabut bonggol bambu dihilangkan, menggunakan pisau besar atau mesin gerinda.

“Setelah dihaluskan, bonggol bambu dijadikan kerajinan sesuai dengan bentuk asli dan karakter bambu itu sendiri, kemudian dipadukan dengan potongan bambu. Setelah halus, baru kerajinan tersebut di cat dan politur agar indah,” ujar Agung.

Agung mengaku, keahlian membuat aneka kerajinan dari bonggol dan batang bambu itu didapatkan secara otodidak. Ia hanya coba-coba membuat dan menuangkan imajinasinya ke bonggol dan batang bambu.

“awalnya hanya coba-coba membuat replika ular dan burung dari bonggol bambu, dan ditaruh di teras rumahnya. Kemudian ada teman yang tertarik dan ternyata hasil karyanya diminati oleh masyarakat luas,” imbuh Agung.

Dalam sehari, Agung hanya mampu membuat dua sampai tiga kerajinan karakter hewan yang dipadukan dengan asbak. Sementara untuk membuat lampion lampu, satu buah bisa sampai dua hingga tiga hari.

“untuk harga aneka asbak karakter hewan dan lampion sangat terjangkau. Untuk asbak karakter hewan mulai 25 ribu sampai 50 ribu, sedangkan lampion lampu harganya mulai 100 sampai 150 ribu rupiah,” kata Agung.

Saat ini pemasaran kerajinan milik Agung Prasetyo masih dalam pasar lokal saja. Kadang Agung ikut pameran untuk mempromosikan kerajinannya.

“Selain dipasarkan secara langsung, kami juga memasarkan lewat media sosial. Dalam sebulan kadang bisa laku 20 sampai 35 buah kerajinan mas. Alhamdulillah bisa untuk menambah kebutuhan rumah tangga, apalagi di masa pandemi seperti saat ini,” tutup Agung Prasetyo.

(Aji)