Banjir di Jember, Korban Jiwa Tambah Satu Orang, Juga Terjadi Longsor di Panti
JEMBER, FaktualNews.co – Musibah banjir bandang di Kabupaten Jember berdampak di tiga wilayah kecamatan. Yakni Kecamatan Kaliwates, Rambipuji, dan Panti.
Untuk data terkini yang dihimpun TRC BPBD Jember sekitar pukul 22.30 WIB, selain banjir bandang yang menerjang wilayah perumahan Bumi Mangli Indah Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, juga terjadi tanah longsor di wilayah Gunung Pasang, Kecamatan Panti.
Untuk di Kecamatan Rambipuji juga masih dilakukan pengumpulan data dan informasi.
Sedangkan untuk korban jiwa terkait dampak bencana banjir bandang, kata Sekretaris BPBD Jember Heru Widagdo, saat ini bertambah satu orang. Sehingga total korban jiwa menjadi dua orang.
“Terkait bencana banjir bandang, juga ada bencana tanah longsor di sekitar kawasan Gunung Pasang, Kecamatan Panti. Saat ini TRC BPBD Jember dibantu relawan, dan Basarnas masih melakukan asessment. Dampak longsor masih dibersihkan dan kita masih tunggu laporan. Mungkin besok pagi dapat informasi baru,” kata Heru, Minggu (9/1/2022) malam.
Terkait upaya asesment juga dilakukan di wilayah Kecamatan Rambipuji. “Karena banyak wilayah yang terdampak, sehingga masih dilakukan asesmen,” sambungnya.
Terkait korban jiwa musibah banjir bandang di Jember, lanjut Heru, bertambah satu orang.
“Untuk korban jiwa bertambah satu orang. Warga atas nama Jamaluddin (54) asal Dusun Glengseran, Desa Suci, Kecamatan Panti. Jenazah ditemukan di sekitar kebun kopi kawasan Gunung Pasang diduga karena kedinginan,” bebernya.
“Saat ini relawan dan Basarnas sedang melakukan proses evakuasi korban,” sambungnya.
Terkait korban jiwa pasangan suami istri atas nama Sirat (50) dan Suliha (47) warga Desa Kemiri, Kecamatan Panti, Heru menjelaskan kronologi kejadian musibah yang dialami.
“Jadi sekitar pukul 4 sore tadi, pasutri nama Sirat dan Suliha pulang habis merumput (mencari rumput) berboncengan. Sampai di atas jembatan tergelincir, mengakibatkan ibu Suliha jatuh ke sungai. Spontan Bapak Sirat coba menyelamatkan Bu Suliha yang terjatuh ke sungai,” jelasnya.
“Jadi tidak menjadi korban akibat banjir bandang. Tapi karena kondisi sungai juga banjir. Jadi ikut didata menjadi korban. Untuk jenazah Pak Sirat sudah ditemukan, tapi untuk jenazah istrinya masih proses pencarian,” tandasnya.