Sosial Budaya

BCBP Jatim Mulai Ekskavasi Situs Gemekan di Mojokerto

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur mulai melakukan ekskavasi penyelamatan Situs Gemekan yang diduga reruntuhan candi di Dusun Kedawung, Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Ekskavasi dilakukan selama 6 hari, mulai tanggal 7 sampai 12 Februari 2022 yang melibatkan tim BPCB dan masyarakat setempat.

Lokasi situs Gemekan berada di tengah area persawahan warga. Kali pertama diselidiki BPCB Jatim pada bulan September 2021, situs tersebut masih berupa gundukan tanah yang tertimbun rerumputan dan terdapat beberapa sebaran batu bata dengan dimensi cukup besar.

Ketua Tim Ekskavasi Situs Gemekan, Muhammad Ichwan mengatakan, fokus ekskavasi berusaha mengejar denah dan menampilkan bentuk struktur situs tersebut untuk mengetahui ukuran setiap sisi.

Hasil proses penggalian sementara di dinding 4 kotak sisi selatan dan barat, tim menemukan indikasi berfosil atau terdapat semacam penampilan arsitektur. Namun belum terlihat jelas. “Kita masih berusaha mengejar denahnya dulu sambil menyisir bagian utara dan atas,” katanya pada FaktualNews.co di lokasi, Selasa (8/2/2022).

Dinding yang tersusun batu bata berwarna merah pada sisi utara ditemukan banyak yang rusak. Hanya tersisa empat lapis.

Selanjutnya, tim akan menggali lebih dalam untuk mengetahui kedalaman permukaan situs Gemekan. “Kita mengejar vertikal bawah itu nanti melihat sedalam apa,” ujar Ichwan.

Sejauh ini, Ichwan belum bisa menyimpulkan apakah Situs Gemekan ini merupakan bangunan candi atau yang lain. Pihaknya akan melakukan kajian terlebih dahulu dengan tim.

“Kita berusaha untuk mengejar. Dikatakan candi sulit juga ya. Namun yang pasti ada bagian yang menampil atau menjorok. Nah ini bagian yang menarik,” ungkapnya.

Tim ekskavasi BPCB Jatim melakukan penggalian terhadap situs Gemekan, Trowulan, Mojokerto

Lebih lanjut, ia menjelaskan hasil penggalian sementara panjang sisi barat berukuran 6 meter. Sedangkan sisi selatan berukuran 6,2 meter. Menurutnya, batu bata yang tersusun ukurannya lebih tebal dibanding dengan situs-situs lainnya yang ada di wilayah sekitar, terutama Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

“Ketebalannya 5 sampai 7 sentimeter dengan panjang dan tinggi 32 x 25 sentimeter. Tentunya ini agak lebar dibanding dengan batu bata situs lainnya di sekitar, utamanya Trowulan,” jelas Ichwan.

Untuk lahan yang digali merupakan lahan milik pribadi warga setempat bernama Mukid. Tim menyewa lahan tersebut guna kepentingan ekskavasi dengan biaya Rp 2 juta.

“Anggaran ekskavasi ini kita peroleh dari bantuan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kaloka Malang. Bentuk apresiasi mereka terhadap temuan ini,” pungkas Ichwan.