Arkeolog Temukan Batu Andesit dalam Sumur Situs Gemekan Mojokerto
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim) kembali melakukan ekskavasi di situs Gemekan, Dusun Kedawung, Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Eksvasi tahap kedua ini berlangsung selama 6 hari. Mulai 1 sampai 6 Maret 2022 dengan didukung Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kaloka, Malang.
Saat ekskavasi tahap pertama, arkeolog BPCB Jatim sudah mendapatkan gambar denah dan struktur Situs Gemekan yang diduga kuat candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno pada era pemerintahan Mpu Sindok tahun 929 itu.
Tim juga menemukan sesuatu yang spektakuler, yakni, patahan batu prasasti bertuliskan aksara jawa kuno yang terbuat dari batu andesit. Hasil pembacaan sementara terhadap isi prasasti oleh ahli epigrafi, prasasti di Situs Gemekan dibuat pada tahun 852 saka atau 930 masehi. Oleh sebab itu, pihaknya menduga candi di Situs Gemekan peninggalan Kerajaan Medang atau Mataram Kuno periode Jatim.
Ketua Tim ekskavasi, Muhammad Ichwan mengatakan, target ekskavasi tahap dua ini antara lain menampakkan dalam bentuk candi, pagar yang mengelilingi situs, dan menggali adanya indikasi sumur berdiameter 140 sentimeter dab sedalam 150 sentimeter.
“Saat ini sedang kami teliti, ada data dan histori (sejarah) apa di dalam sumur. Pada umumnya terdapat pripih. Semoga juga kita menemukan bagian dari prasasti yang patah, yakni bagian tengah,” katanya, Selasa (1/2/2022).
Baru hari pertama, tim langsung menemukan sejumlah fragmen. Di antaranya berupa benda berbahan batu andesit yang memiliki bentuk bujur sangkar dan terdapat kerucut didalamnya. Ukurannya 23,4 x 23 sentimer dan tebal 9,5 sentimeter.
“Sudah kita amankan dan dokumentasikan. Kita pastikan sisi dalamnya ada kerucut,” tukas Ichwan.
Ichwan menduga, batu tersebut merupakan tutup dari wadah pripih. Ia menjelaskan Pripih adalah benda-benda tertentu yang ditempatkan dalam wadah tertentu (biasannya kotak dari batu, wadah gerabah atau perunggu) untuk ditanam dibeberapa tempat dalam bangunan candi.
“Pripih itu wadah sesaji berupa benda berharga yang berkaitan dengan kekuatan dari sumur itu. Karena itu mewakili alam atau dewa di alam bawah. Iya biasanya digunakan untu kekuatan supranatural,” ungkapnya.
Ia menambahkan, tim arkeolog akan meneliti dan mengkaji terlebih dahulu temuan-temuan di lokasi. “Semuanya akan kita teliti dulu, tentunya ini menjadi sangat penting untuk dunia arkeologi,” tambah dia.