FaktualNews.co

Pasien di Isoter Kota Kediri Berkurang, Kepala BPBD: Level PPKM Berpotensi Turun

Kesehatan     Dibaca : 866 kali Penulis:
Pasien di Isoter Kota Kediri Berkurang, Kepala BPBD: Level PPKM Berpotensi Turun
FaktualNews.co/Moh Muajijin
Petugas kesehatan Kota Kediri terus lakukan pemeriksaan kesehatan terhadap pasien isoter

KEDIRI, FaktualNews.co – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri menyatakan jumlah pasien di isolasi terpadu (isoter) Kota Kediri, tepatnya di Gedung Balai Latihan Kerja (BLK), Jl. Himalaya No.4a Sukorame kian berkurang.

Sejak 8 Februari hingga saat ini terdapat 54 pasien yang dirawat di isoter, dengan rincian 39 pasien yang sudah pulang atau sembuh, 2 pasien dirujuk ke RS Kilisuci, dan 13 pasien saat ini harus menyelesaikan masa isolasi.

Kepala BPBD Kota Kediri Indun Munawaroh menjelaskan selama proses isolasi pihaknya tidak mengalami kendala apapun. Bahkan terjalin kerjasama yang baik antara pasien dengan Tenaga Kesehatan (Nakes).

“Selama para pasien dirawat di isoter semuanya berjalan dengan baik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Pasien telah dirawat sesuai SOP, fasilitas di isoter juga memadai, tidak ada keluhan juga. So far so good,”jelas Indun Munawaroh, Kepala BPBD Kota Kediri, Sabtu (5/3/2022).

Indun menambahkan sejak akhir Februari pihaknya belum menerima pasien tambahan.

“Dengan menurunnya grafik pasien bisa berpengaruh terhadap penurunan level PPKM di Kota Kediri. Dan semoga bisa segera turun,” ujarnya.

Indun berharap Kota Kediri berhasil mencapai nol kasus Covid-19 serta pasien yang sedang dirawat di RS, isoter, maupun isolasi mandiri agar kesehatannya dapat segera pulih.

“Untuk mencapai Kota Kediri nol kasus Covid-19 maka kami ingatkan kembali masyarakat agar selalu menjalankan prokes secara ketat dan apabila tidak ada kepentingan yang mendesak diharapkan untuk tetap di rumah saja,” tutupnya.

Dikutip dari Siaran Pers Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, dalam menentukan level situasi suatu wilayah, ada dua hal yang dibandingkan, yakni level transmisi penularan dengan kapasitas respons sistem kesehatan di wilayah tersebut.

Setelah mendapatkan hasil perhitungan dua indikator tersebut, maka bisa menentukan level situasi pandemi di wilayah tersebut.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah