BANGKALAN, FaktualNews.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan, Jawa Timur mengembangkan kawasan industri halal dan Indonesia Islamic Science Park (IIS) di Kawasan Kaki Jembatan Suramadu (KKJSM) sebagai upaya mempercepat pembangunan di kawasan tersebut.
Menurut Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imron di Bangkalan, Jawa Timur, pengembangan wisata halal di Bangkalan itu merupakan bagian dari upaya menciptakan objek wisata yang Islami sekaligus merawat tradisi dan budaya masyarakat Bangkalan yang selama ini dikenal agamais.
“Ini sebagai bentuk komitmen kami dalam memajukan ekonomi lokal, tanpa harus mencederai nilai-nilai moral, tradisi dan adat-istiadat yang ada di Bangkalan ini,” katanya, Minggu (3/4/2022).
Bupati menjelaskan untuk mewujudkan program wisata halal itu, setidaknya membutuhkan lahan seluas kira-kira 107 hektare yang rencananya akan ditempatkan di kaki Jembatan Suramadu sisi Madura.
“Konsepnya, 20 persen edukasi, 30 persen keuangan Islam, dan 50 persen wisata,” katanya.
Pemkab Bangkalan, lanjut dia, mengharapkan IIS ini menjadikan Kabupaten Bangkalan lebih maju, ekonomi bergerak, namun tidak meninggalkan unsur religius dan budaya tetap terjaga.
Bupati juga menegaskan Pemkab Bangkalan siap memfasilitasi dan menindaklanjuti melalui instrumen seperti peraturan daerah, penyediaan lahan di area KKJSM sisi Madura seluas kurang lebih 600 hektare serta kebutuhan penunjang lainnya.
“Semoga komitmen Pemkab Bangkalan ini nantinya akan diikuti oleh semua kabupaten di Madura sehingga pembangunan kawasan industri halal dapat segera terwujud dan memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Bupati lebih lanjut menjelaskan sudah menyampaikan secara tertulis tentang rencana pengembangan kawasan wisata halal tersebut ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) dan sudah mendapatkan tanggapan yang positif.
“Kemenparekraf merespons dengan baik rencana ini, karena selain berpeluang menghidupkan ekonomi masyarakat lokal di Bangkalan ini, di satu sisi juga bisa menjaga nilai tradisi dan budaya masyarakat setempat,” jelas Bupati Abdul Latif Amin Imron.