FaktualNews.co

Masjid Berbentuk Kapal Pesiar di Lembah Pegunungan Mojokerto 

Unik     Dibaca : 7920 kali Penulis:
Masjid Berbentuk Kapal Pesiar di Lembah Pegunungan Mojokerto 
FaktualNews.co/Lutfi.
Masjid Ar-Rahman berbentuk kapal pesiar di Lembah Gubeng, antara kaki Gunung Penanggungan dan Welirang, Desa Kembang Belor, Pacet, Mojokerto. 

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Sebuah masjid unik dengan desain Kapal Pesiar berdiri di lembah Gubeng. Yakni di antara kaki Gunung Penanggungan dan Welirang, terletak di area Villa Doa Yatim Sejahtera, Desa Kembang Belor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

Jika diperhatikan sekilas, bentuknya yang mirip dengan bahtera Nabi Nuh ini berada di atas bukit layaknya kapal yang terdampar setelah diterjang banjir besar. Namun, setelah didekati bangunan ini memang benar-benar masjid yang memiliki lima lantai.

Lantai pertama digunakam untuk asrama. Lantai kedua digunakan untuk salat. Lantai ketiga digunakan untuk aula. Dan lantai empat dan lima untu kamar atau tempat menginap tamu.

Tentu saja, ada cerita dibalik pembangunan masjid ini. Menurut pengasuh Villa Doa Sejahtera Mukhiddin Al Jubali, pembangunan masjid dimulai pada tahun 2016 silam. Saat itu, yang mengusulkan desain Kapal Pesiar adalah putra dari pengasuh Pondok Pesantren Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) Lamongan, Gus Amirul Mukminin.

Sosok Gus Amirul ini yang juga memotifasi Mukhiddin mendurikan panti asuhan anak yatim piatu yang lebih dikenal dengab Villa Doa Yatim Sejahtera.

“Bentuk kapal ini berharap jadi bahtera penyelamat, karena penghuni disini berasal dari berbagai macam persoalan sosial,” katanya.

Bangunan dengan ukuran 25 x 45 meter ini sebenarnya belum sepenuhnya rampung. Pembangunannya sempat vakum pada tahun 2021.

Pembiayaan banguanan masjid ini telah menghabiskan anggaran sekitar Rp 2,5 miliar yang bersumber dari swadaya masyarakat dan berbagai kalangan.

“Kalau pengerjaan banyak didukung dan bantuan tenaga dari masyarakat, seperti relawan, anak pramukan, TNI, Polri. Semuanya dikerjakan secara manual,” ungkap Mukhiddin.

Rencananya pada tahun ini pihaknya akan melanjutkan pembangunan lagi. Masjid ini akan diperpanjang sekitar 10 meter lagi. Ia memperkirakan bakal membutuhkan anggaran sekitar Rp 1 miliar lagi untuk membuat bangunan nampak seperti kapal asli.

“Saya ingin masjid ini benar-benar seperti kapal, baik pada tampilan luar maupun yang dalam,” ujarnya.

Meski belum rampung, masjid bernama Ar-Rahman ini telah dipergunakan untuk kegiatan, baik oleh penghuni Villa Doa maupun masyarakat. Bahkan terdapat kegiatan pengajian rutin yang didatangan orang-orang dari luar Mojokerto.

“Ada ngaji rutin. Kalau Selasa Pon itu ada teman-teman yang banjarian dari Jombang, Sidoarjo, Mojokerto,” terang pria yang mememiliki empat anak itu.

Jika situasi normal tanpa pandemi Covid-19, kata Mukhiddin, selama bulan Ramadan biasanya banyak komunitas yang menggelar kegiatan buka bersama anak panti. Namun, untuk saat ini ia tidak bisa memastikan kegiatan tersebut digelar kembali.

“Dua tahun yang lalu kita hampir full setiap hari ada kegiatan buka bersama dari berbagai komunitas. Sejak pandemi Covid-19 belum pasti,” tandasnya.

Pria berusia 42 tahun itu menambahkan, yang terpenting bukanlah desain masjidnya. Akan tetapi ia berharap dengan memiliki bangunan unik muda-mudi bisa lebih bersemangant untuk beribadah.

“Apapun bentuk masjidnya, yang penting itu kan bisa ramai dan makmurnya. Kalau orang mau kesini harapannya sama dengan rekreasi,” pungkas Mukhiddin.

 

 

 

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin