Keluh Kesah Peternak Ayam Petelor di Kediri, Banyak yang Gulung Tikar karena Harga Pakan
KEDIRI, FaktualNews.co – Tingginya harga telor belakangan ini, tak lepas dari minimnya stok di tingkat peternak. Di Desa Plaosan, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, yang merupakan sentra peternak ayam petelur banyak yang gulung tikar. Total sekitar 30 sampai 40 peternak yang sudah berhenti beroperasi.
Salah satu peternak yang masih bertahan adalah H Slamet (64). Sementara puluhan peternakan ayam di Desa Plaosan berhenti beroperasi sejak awal 2022 yang lalu. Menurutnya, banyaknya peternak yang gulung tikar, tak lepas dari mahalnya biaya produksi, setelah harga pakan naik drastis.
H Slamet mengatakan, sebenarnya Desa Plaosan hampir semua orang beternak ayam petelor. Namun sejak akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022, harga telor murah sementara harga pakan terus naik.
“Jadi dari puluhan peternak ayam petelor di Desa Plaosan, kini hanya tinggal 5 peternak yang masih bertahan, termasuk saya,” kata H Slamet saat ditemui di rumahnya, Sabtu (28/5/2022).
H Slamet menambahkan, saat ini harga pakan naiknya sangat banyak. Harga pakan yang sebelumnya 390 ribu rupiah per sak (kg), sekarang mencapai 575 ribu rupiah kilogram.
“Harga pakan memang sangat memberatkan peternak. Dari harga 390 ribu naik menjadi 575 ribu. Kenaikan hampir 185 ribu per sak nya,” imbuh H Slamet.
Para peternak terpaksa menaikkan harga dari 19.000 rupiah menjadi 24.500 rupiah per kilogram dari kandang peternak.
“harga telor dari kandang memang naik mas. Sebelumnya 19 ribu, sekarang naik menjadi 24.500 rupiah,” ujar H Slamet.
Di Desa Plaosan sendiri saat ini banyak yang beralih menjadi pedagang telor. Karena kandang mereka sudah tidak diisi ayam lagi.
“Jadi banyak peternak yang beralih profesi. Yang tadinya peternak sekarang menjadi pedagang telor,” kata H Slamet.
Di pasaran sendiri stok telor memang sedikit. Pasalnya selain pasokan telor dari kandang berkurang, juga banyak peternak yang tidak lagi mengisi kandangnya dengan ayam.
Harga telur di pasaran saat ini dijual pedagang berkisar 27 ribu rupiah per kilogram. Padahal sebelumnya hanya 25 ribu rupiah per kilogram.
“Kami hanya berharap kepada instansi terkait, agar harga pakan segera turun. Karena terus terang, jika harga pakan terus melambung, tidak menutup kemungkinan banyak lagi peternak yang akan menyusul gulung tikar,” tandas H Slamet.