FaktualNews.co

Ratusan Pusaka Peninggalan Kediri hingga Nusantara Dijamas dengan Air dari Beberapa Sumber

Sosial Budaya     Dibaca : 745 kali Penulis:
Ratusan Pusaka Peninggalan Kediri hingga Nusantara Dijamas dengan Air dari Beberapa Sumber
FaktualNews.co/Moh Muajijin/
Jamasan pusaka di lokasi wisata Totok Kerot Kediri, Selasa (2/8/2022).

KEDIRI, FaktualNews.co – Ratusan pusaka peninggalan Kerajaan Kediri dan juga dari penjuru Nusantara dilakukan penjamasan, di lokasi wisata Totok Kerot Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri, Selasa (2/8/2022).

Penjamasan ini dilakukan dengan tujuan untuk membuang aura negatif yang menempel pada pusaka. Setelah dilakukan penjamasan, diharapkan pusaka ini dapat memberikan berkah dan menjauhkan sial dan bala’ pemiliknya.

Benda-benda peninggalan yang dibersihkan dalam ritual jamasan pusaka antara lain seperti keris dan juga tombak.

Pembersihan benda-benda pusaka ini, menjadi tradisi rutin masyarakat Jawa setiap bulan Suro, termasuk di Kabupaten Kediri. Tradisi ini ada sejak zaman kerajaan dan lestari hingga saat ini.

“Jadi prosesi jamasan pusaka dimulai dengan kirab pusaka dan tumpeng dari Kantor Desa Bulupasar menuju Situs Arca Totok Kerot. Dan seluruh peserta juga mengenakan busana adat Jawa,”kata Arif Baidhowi, ketua Paguyuban Antik Khadiri (Patika).

Setelah sampai di lokasi jamasan, pusaka dan tumpeng kemudian diserahkan kepada Ki Harjito, yang akan melakukan jamasan pada benda-benda pusaka tersebut. Pusaka-pusaka berupa keris, tombak dan lainnya ini merupakan peninggalan zaman kerajaan yang sudah berusia ratusan tahun.

“Total ada sekitar 100 keris dan benda pusaka yang disucikan dengan air yang dicampur demgan bunga setaman. Air yang kita gunakan juga kita ambil dari beberapa mata air. Seperti dari Sendang Tirto Kamandanu Kediri, Air Terjun Sedudo Nganjuk dan sumber-sumber di Kediri,” imbuh Arif Baidhowi.

Sementara tokoh masyarakat yang melakukan jamasan, Ki Harjito mengatakan, ratusan pusaka yang dijamas kali ini, tidak hanya dari Kediri saja, melainkan juga datang dari paguyuban dari Nganjuk, Jombang hingga Tulungagung.

“Jadi sebelum melakukan jamasan atau pencucian benda pusaka, kita ada ritual tertentu. Inti dari ritual tersebit adalah kita memohon kepada Tuhan, agar prosesi jamasan benda pusaka nerjalan lancar,” jelas Ki Harjito.

Ki Harjito berharap tradisi jamasan supaya bisa dikembangkan dimana-mana. Karena
masyarakat Jawa memang lekat dengan Budaya Tradisi yang sudah turun temurun dari nenek moyang, Termasuk merawat pusaka keris utamanya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul