FaktualNews.co

Dirjen Industri Agro Kemenperin RI Dorong Tingkatkan Produksi Gula di RMI Blitar

Ekonomi     Dibaca : 739 kali Penulis:
Dirjen Industri Agro Kemenperin RI Dorong Tingkatkan Produksi Gula di RMI Blitar
FaktualNews.co/Dwi Haryadi/
Direktur Jenderal Agro Kemenperin Republik Indonesia, Putu Juli Ardika saat mendatangi pabrik gula RMI Blitar, Jumat (5/8/2022).

BLITAR, FaktualNews.co – Direktur Jenderal Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia, Putu Juli Ardika mendorong Pabrik Gula Rejoso Manis Indo (RMI) Blitar meningkatkan produksi.

Hal itu disampaikan Putu Juli Ardika saat menengok produksi gula di PT RMI, Jumat (5/8/2022).

Dikatakan Putu masih banyak tantangan yang harus dipecahkan untuk meningkatkan produksi gula. Salah satunya soal sarana prasarana jalan.

“PT RMI memiliki potensi untuk dikembangkan produksinya hingga 2,5 kali. Jadi lahan potensial yang ada 22.000 hektar dan sekarang baru bisa dikerjakan 8.000 mudah-mudahan bisa segera 12.000 hektar,” ujarnya.

Peningkatan kelas jalan diharapkan mampu mendorong produksi gula PT RMI. Dengan peningkatan kelas jalan menjadi kelas satu diharapkan kapasitas pabrik bisa mengolah 15.000 hingga 20.000 ton tebu perhari.

“Sekarang kan dengan kelas jalan seperti ini perhari ada 1.200 truk. Sehingga kalau ditingkatkan mungkin truk bisa mengangkut dua kali ini. Dan kapasitas yang sekarang 10.000 ton tebu perhari bisa ditingkatkan,” papar Putu.

Dia menambahkan, peningkatan jalan menjadi kelas satu menjadi tanggungjawab pemerintah pusat. Namun dari Pemerintah Daerah setempat harus memberi dukungan penuh, agar hal tersebut segera terealisasi.

“Ini akan terwujud jika ada suatu kerja bersama, mulai dari Pemda yang mengusulkan dan seterusnya sesuai mekanisme,” ujarnya.

Sementara itu Wakil Direktur Utama PT RMI, Syukur Iwantoro membenarkan bahwa sarana prasarana jalan menjadi salah satu kendala produksi.

Kata dia, potensi lahan yang ada di Blitar masih banyak, belum lagi yang berada di daerah sekitarnya. Tahun pertama dan kedua, produksi bisa mencapai 6.500 ton tebu perhari , tahun ini sudah mencapai 9.000 sampai 10.000 ribu ton perhari.

“Terkait jumlah produksi permasalahannya bukan mesin, tapi lebih karena terkendala sarpras infrastruktur jalan. Sehingga terjadi hambatan di jalan, karena memang jalannya untuk pengembangan industri memang perlu ditingkatkan menjadi kelas 1,” jelasnya.

Sebagaimana komitmen awal dari Pemda, lanjut Syukur, begitu pabrik dibangun kelas jalan akan ditingkatkan dan diperbaiki. Progres itu yang terus ditunggu. Tidak hanya pihak PT RMI, tapi juga para petani.

“Dengan kelas jalan yang tidak memadai ini, yang merasa terhambat tidak hanya kita, tapi juga petani merasa dirugikan. Karena yang seharusnya 1 kali angkut dengan fuso truk gandeng, harus 2 sampai 3 kali angkut. Artinya ada tambahan biaya petani,” tandasnya.

Oleh sebab itu ia menilai bahwa masalah sarpras sangat urgen dan mendesak. Sebab terkait dengan petani dan keberlangsungan pabrik untuk bisa mencapai kapasitas maksimal.

“Soal jalan, koordinasi kita dengan Pemkab Blitar sangat baik. Kita sudah duduk bersama memperjuangkan ke pusat. Karena kepentingan bersama, sehingga diharapkan ada perhatian khusus dari pusat untuk memprioritaskan,” kata Syukur memungkasi. (*)

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul