FaktualNews.co

Pedagang Pasar Tanjung Anyar Mojokerto Bakal Direlokasi, Pemkot Tak Jamin Ramai Pembeli

Ekonomi     Dibaca : 1441 kali Penulis:
Pedagang Pasar Tanjung Anyar Mojokerto Bakal Direlokasi, Pemkot Tak Jamin Ramai Pembeli
FaktualNews.co/Lutfi.
Dari kiri, Kepala Diskopumkperindag Kota, Mojokerto Ani Wijaya bersama stafnya mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi II DPRD Kota Mojokerto, Kamis (13/10/2022) lalu. 

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto, melalui Dinas Koperasi  Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopumkperindag) bakal merelokasi para pedagang di Pasar Tanjung Anyar.

Relokasi itu bertujuan sebagai upaya mewujudkan keamanan dan kenyamanan masyarakat. Mengingat, banyak para pedagang yang berjualan di tepi jalan sekitar pasar Tanjung Anyar. Ini tentu menganggu lalu lintas baik pedagang maupun masyarakat yang hendak ke pasar.

Kepala Diskopumkperindag Kota Mojokerto, Ani Wijaya mengatakan, para pedagang yang terdiri dari warga kota dan luar Mojokerto itu memilih berjulan di tepi jalan lantaran bedak-bedak di dalam pasar banyak yang rusak.

“Kenapa kok keluar semua. Ternyata yang di dalam itu rusak. Tidak memenuhi syarat untuk jualan,” katanya pada sejumlah wartawan usai rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi II DPRD Kota Mojokerto, Kamis (13/10/2022) lalu.

Sesungguhnya relokasi tersebut telah direncanakan sejak tahun 2020. Pada tahun 2021 dilakukan pergeseran anggaran untuk pemeliharaan dan pembenahan di dalam sejumlah pasar. Antara lain, Tanjung Anyar, Prajurit Kulon (Pralon), dan Kranggan.

“Saya perbaiki semua, sekarang sudah siap, payung hukum sudah saya buat,” ujar Ani.

Area pasar Tanjung Anyar meliputi tiga jalan, yaitu, Jalan KH Nawawi, Jalan Residen Pamuji, dan Jalan HOS Cokro Aminoto. Hasio pendataan  tim dari Diskopumkperindag Kota Mojokerto terdapat 196 pedagang selama 24 jam.

Ani menjelaskan, relokasi dikhusukan bagi para pedagang yang berjualan pada pukul 05.00 WIB sampai 21.00 WIB. Hal itu mengacu pada hasil kajian Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Mojokerto.

“Hasil kajian Dishub pedagang baru boleh jualan diatas jam 21.00 WIB. Kami kan mengikuti hasil kajian dishub,” jelasnya.

Dari 196 pedagang, hanya ada 53 pedagang yang berjualan diatas pukul 21.00 sampai 05.00 WIB. Mereka tetap diperbolehkan berjualan di dalam pasar Tanjung. Sementara, sisanya 143 pedagang dilakukan pedataan kembali berkaitan  dengan jualannya dan  domisili.

Setelah didata, Any mengungkapkan, ternyata  terdapat 64 pedagang yang merupakan warga Kota Mojokerto. Sehingga diperbolehkan untuk menempati bedak yang telah disediakan di dalam pasar Tanjung Anyar.

Pihakya menyediakan 95 bedak di dalam pasar untuk warta Kota Mojokerto. Namun tidak terisi semua.  Karena hasil pendataan  yang  memenuhi syarat-syarat hanya 64 pedagang, maka sisa bedak bisa diberikan kepada pedagang yang kebutuhan lapak jualannya lebar.

“Maaf ya, orang jualan disitu tempatnya (lapak) lebar-lebar. Kalau memang kapasitas jualan banyak, ya kasihan, saya kasih bedak bisa dua atau tiga, empat, kan warga Kota,” ungkapnya.

Sementara itu, bagi pedagang Pasar Tanjung Anyar dari luar Kota Mojokerto tetap akan direlokasi ke sejumlah pasar. Di antaranya, Pasar Kranggan, Prapanca, dan Kliwon.

“Nah yang luar kota  biar tidak iri saya kasih tempat di luar. Khusus yang sembako saya kasih di Prapanca, makan minum di Pasar Kliwon, khusus buah di Pasar Kranggan. Bukan warga kota pun , yang buah juga di Kranggan,” terang Ani.

Saat ini, telah dilakukan dua kali sosialisasi dan imbauan kepada pedagang pasar Tanjung Anyar terkait rencana relokasi. Mereka diimbau untuk segara mencari tempat yang telah disediakan dengan cara mendaftar melalui Diskopumkperindag.

Imbau yang terakhir akan dilaksanakan pekan depan baik secara lisan maupun tulisan. Ani menegaskan memberi waktu hingga pekan terakhir bulan Oktober untuk mencari tempat jualan yang baru.

Jika akhir oktober 2022 belum dipindah, maka pihaknya akan melakukan upaya relokasi paksa.

“Kalau memang masih bandel ya. Kami sudah berproses membuatkan tempat yang bagus. Sekarang sudah ada 53 orang yang daftar cari tempat,” tandasnya.

Meski melakukan program relokasi para pedagang pasar, Ani tidak berani menjamin para pedagang akan ramai pembeli. Pasalnya, laku atau tidak itu tergantung cara masing-masing pedagang menawarkan produknya.

“Jadi kalau jaminan (laku) itu hanya milik Allah, saya ini siapa? Tidak berhak untuk menjamin,” tuturnya.

Akan tetapi, imbuh Ani, secara prinsip pihaknya akan berupaya memberikan edukasi kepada para pedagang untuk memasarkan produknya di dalam aplikasi jualan online. Rencanaya, ia akan menggandeng pihak-pihak dari aplikasi jualan online.

“Minggu depan 53 pedagang ini kita akan edukasi belanja pakai grab, gojek, kayak gitu-gitu,” pungkasnya.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin