Di usia relatif muda, Brigadir Zippo Ariviandi Pratama (29), dipercaya sebagai pelatih Tim Karate Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim). Segudang prestasi ditorehkan, tidak hanya menang di kejuaraan daerah, tim kesayangannya pun sering menyabet medali di tingkat nasional.
SURABAYA, FaktualNews.co – Baru-baru ini, pada kejuaraan daerah Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Jawa Timur yang diselenggarakan di Kabupaten Magetan tanggal 9 sampai 11 September 2022, Tim Karate Polda Jatim berhasil menyabet dua medali emas, satu medali perak dan tiga medali perunggu.
Prestasi membanggakan yang ditorehkan para atlet Bhayangkara tersebut, tidak terlepas dari ketekunan Karateka dalam berlatih. Namun tentu saja di balik itu semua, ada sosok pelatih yang turut berkontribusi, salah satunya Brigadir Zippo Ariviandi Pratama.
Zippo, begitu biasa ia dipanggil adalah seorang anggota polisi yang bertugas di Satuan Brimob Polda Jatim. Pria asal Kabupaten Jombang, Jawa Timur ini baru setahun terakhir diangkat menjadi Sensai, alias pelatih Tim Karate Polda Jatim.
Dalam dunia karate, sosok pelatih memang biasa dipanggil sebagai Sensai. Yaitu merujuk kepada semua karateka dengan tingkatan Dan IV hingga VIII. Sensei juga bisa dimaknai sebagai karateka yang sudah terdaftar sebagai anggota Dewan Guru Karate.
Lalu ada juga Sihan, berarti guru besar. Biasanya, Sihan ini merujuk pada karateka dengan tingkatan Dan IX dan X.
“Kalau saya Sensai, guru,” ucap Zippo.
Dalam waktu dekat, Karateka bersabuk hitam tingkatan Dan I ini mengaku sedang mempersiapkan tim untuk menghadapi kejuaraan bergengsi, Piala Walikota Surabaya.
Pada laga terbuka yang digelar sekitar Bulan Desember tahun 2022 tersebut, peserta kejuaraan karate akan diikuti para karateka dunia. Baik dalam negeri maupun mancanegara. Saat ini yang sudah mendaftarkan diri berlaga di Piala Walikota Surabaya adalah tim dari Singapura, Malaysia, Australia, negara-negara Timur Tengah hingga Eropa.
Zippo berharap pada pertandingan level internasional itu, matras kemenangan akan tetap dia pijaki. Syukur apabila kontingen dari Polda Jatim berhasil memenuhi target sebagai juara umum.
“Kita turun lebih banyak atlet lagi, karena yang muda-muda baru pelantikan kemarin kita tarik, ada yang juara PON kemarin PON Papua itu kita tarik juga. Kita targetnya juara umum untuk kelas TNI/Polri. Insya Allah atlet yang diterjunkan hampir 30 (orang),” lanjut Zippo sambil ngopi santai di salah satu kantin Mapolda Jatim.
Kemampuan beladiri yang ditularkan Zippo kepada adik-adik asuhnya merupakan buah ketekunan berlatih yang ditekuninya selama ini. Bukan hanya sekedar hobi, olahraga beladiri ternyata juga berhasil menelurkan prestasi untuk menunjang karir ke Kepolisian.
Ya, kegemaran Zippo pada olahraga yang mengandalkan seni kekuatan fisik ini sudah sejak lama dilakoni. Jauh sebelum ia menjadi polisi, yakni semenjak dirinya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dan berlanjut sampai sekarang.
“Jadi (saya latihan karate) dimulai dari Sekolah Dasar, sudah ikut latihan sampai SMP (Sekolah Menengah Pertama) ikut kejuaraan pertama,” imbuh Zippo.
Selama berlatih olahraga asal Negara Jepang tersebut, banyak manfaat yang didapat Zippo. Dia kini merasa lebih sehat dan bugar. Selain itu, beragam pengalaman juga dilaluinya saat berlatih. Seperti cedera hingga terluka. Waktu bertarung, ia pernah mendapat serangan dari lawan yang mengakibatkan tulang bahu sempat mengalami perpindahan sendi (dislokasi). Bahkan di kesempatan berbeda, ia juga pernah pingsan. Pengalaman-pengalaman itu tidak pernah dilupakan.
“Pingsan pernah, kepala dipukul lawan,” singkatnya.
Karena terlanjur jatuh hati, Zippo tak patah arang. Ia terus mengasah kemampuan karatenya. Cedera dianggapnya sebagai hal lumrah yang tak menyurutkan langkah untuk terus mengasah kemampuan beladiri. Ia lantas memperkuat fisik dengan menambah jadwal latihan, bertekad untuk tidak ragu-ragu saat bertarung dan rajin mengkonsumsi makanan berprotein tinggi, mengandung zat besi serta kalsium.
Kegigihan itu membuahkan hasil, podium juara selalu ditapaki Zippo. Dia tak henti-henti mengkoleksi medali kemenangan yang membanggakan.
“(Medali) emas, perak, perunggu alhamdulillah sudah pernah mendapatkan,” kata dia.
Dari alasan itulah, Zippo akhirnya diangkat menjadi pelatih Tim Karate Polda Jatim.
Di Dojo (tempat latihan karate) Polda Jatim, Zippo membina lebih dari 20 karateka. Semuanya anggota kepolisian. Selain Zippo, terdapat pula dua pelatih lain, mereka adalah rekan seniornya, seorang perwira dan bintara. Keduanya memiliki peran berbeda, ada yang khusus melatih fisik, ada juga spesialis kata (jurus).
“Kalau saya spesialis kata,” imbuh Zippo.
Puluhan karateka itu digembleng di Dojo Polda Jatim, gedung berukuran 10 x 10 meter persegi. Letaknya persis di sebelah selatan Gedung Bidang Kehumasan (Bidhumas) Polda Jatim. Mereka berlatih setiap pekan pada hari Jumat.
Selain berlatih di Dojo Polda Jatim, terkadang mereka juga berlatih di Dojo Forki yang berada di kawasan Muyorejo, Kota Surabaya. Kemudian juga berlatih di Dojo Kabupaten Sidoarjo.
Torehan segudang prestasi yang tersemat pada timnya, tak membuat Zippo dan para pelatih jemawa. Sehingga tetap diperlukan pertandingan persahabatan untuk mengukur kemampuan karateka terhadap tim lawan.
“Kita juga menggelar sparing (pertandingan persahabatan, tujuannya mengukur kemampuan. Sejauh mana kemampuan kita, kalau kita kalah kita tingkatkan lagi latihannya,” ujar Zippo.
Namun dari semua itu, bukan berarti Polda Jatim tidak memiliki lawan berat. Zippo menyampaikan, lawan terberat yang selalu bertemu pada laga final kejuaraan karate biasanya tim dari Korps Marinir TNI Angkatan Laut.
“Kita final, ketemu final dari marinir. Itu yang lawan terberatlah,” tandasnya.