FaktualNews.co

Terkait Festival Anak Saleh di Mojokerto Viral, Direktur LInK: Wali Kota Perlu Minta Maaf

Peristiwa     Dibaca : 1283 kali Penulis:
Terkait Festival Anak Saleh di Mojokerto Viral, Direktur LInK: Wali Kota Perlu Minta Maaf
FaktualNews.co/Istimewa.
Direktur Lingkar Indonesia untuk Keadilan (Link), Aan Anshori. 

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkar Indonesia untuk Keadilan (Link) menyayangkan kegiatan Festival Anak Saleh 2022 yang viral di media sosial (medsos) beberapa waktu lalu.

Acara yang digelar Ikatan Guru TK (IGTK) Muslimat NU itu viral lantaran banyak peserta kelaparan karena menunggu kedatangan Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasi.

Direktur Link, Aan Anshori mengatakan, semua pihak yang terlibat dalam acara yang digelar di Aula Mall Pelayanan Publik (MPP) Gajah Mada Kota Mojokerto itu perlu mengevualisi agar tidak terjadi hal serupa.

“Aku menyayangkan peristiwa ini. Harusnya tidak perlu terjadi seandainya wali kota bisa mengkomunikasikan keterlambatannya lebih intensif lagi. Semua pihak perlu menahan diri dan mengevaluasi agar tidak terjadi lagi,” katanya kepada FaktualNews.co, Jumat (11/11/2022).

Hingga saat ini, Jumat (11/22/2022) belum ada pernyataan resmi dari Wali Kota Mojokerto ataskejadian ini. Aan menegaskan, jika Ning Ita, sapaan akrab Ika Puspitasari, perlu menyatakan permintaan maaf kepada pihak panitia, khususnya peserta yang terdiri dari ratusan anak-anak TK Muslimat se-Kota Mojokerto.

“Menurutku, wali kota perlu menyatakan permintaan maaf secara tulus dan terbuka, terutama kepada panitia dan peserta. Bahkan jika perlu, anak-anak yang hadir kemarin diundang secara khusus dalam suasana yang lebih harmonis,” tegas pria yang juga merupakan aktivis GUSDURian itu.

Informasi yang diterima FaktualNews.co, ini bukan pertama kalinya Ning Ita telat mengahadiri acara bersama masyarakat, terlebih yang melibatkan anak usia dini. Misalnya, kegiatan kirab Pancasila yang digelar pada 1 Oktober 2002.

Acara tersebut semula dijadwalkan mulai pukul 14.00 WIB. Namun, molor karena menunggu kedatangan orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto itu. Hingga peserta yang terdiri dari para pelajar kuhujanan.

Menyikapi hal itu, Aan menyebut, prilaku kerap kali telat  adalah cerminan seseorag tidak memiliki kompetensi dasar kepemimpinan publik. Ia berharap, Ning Ita mempunyai rasa malu.

“Sering telat menunjukkan seseorang tidak memiliki kompetensi dasar sebagai pemimpin publik, apalagi sekelas wali kota. Semoga ia masih punya rasa malu,” tandasnya.

Selain LSM LInk, viralnya acara Festival Anak Saleh Tahun 2022 itu juga mendapat sorotan tajam dari Komisi DPRD dalam rapat dengar pendapat (RDP), Rabu (9/11/2022) lalu. Legislator menilai, agenda yang diseleggatakan IGTK Muslimat NU itu malah kontraproduktif bagi perkembangan mental anak.

“Acara ini bisa termasuk kategori eksploitasi, bahkan kekerasan terhadap anak,” tandas Anggota Komisi III DPRD Kota Mojokerto, Nuryano Sugiharjo, Rabu (9/11/2022).

Berdasar UU Karena definisi kekerasan terhadap anak, lanjut Nuryano, bukan hanya pada aspek fisik, tetapi juga mental. Penjelasan tersebut merujuk pada Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

“Menurut informasi yang kita dapat, ketika acara itu ada beberapa anak setelah acara itu, besoknya banyak yang tidak masuk sekolah. Entah karena sakit atau kelelahan. Itu termasuk kekerasan terhadap anak secara psikis dan mental,” tukasnya.

Politisi Partai Demokrat itu menyebutkan, anggota Komisi III banyak menerima laporan dari para orang tua wali murid. Selain itu, pihaknya juga sudah memantau langsung jalannya acara melalui video streaming.

“Penjelasan Ketua Panitia tadi agak berbeda dengan laporan dari para orang tua wali murid dan apa yang kita lihat melalui live streaming. Pada saat itu melihat suasana yang panik, mungkin anak-anak sudah waktunya makan kok tidak makan, sudah saatnya tidur atau kecapean. Sehingga terdapat kepanikan dari orang tua dan meyampaikannya kepada anggota Komisi III,” terangnya.

Namun beruntung, peristiwa yang tidak mengenakkan selama rangkaian acara Festival Anak Saleh tidak sampai menimbulkan korban parah. Kendati demikian, Nuryano meminta panitia, pemerintah dan pihak-pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan melakukan evaluasi menyeluruh agar kejadian meresahkan seperti itu tidak terulang.

“Ini beruntung sekali, meskipun viral tapi tidak sampai ada yang menjadi korban. Seandainya ada korban seperti di Kanjuruhan, bagaimana panjenengan nanti, harus bertanggung jawab ke pihak berwajib (hukum),” ujarnya.

Terkait polemik keterlambatan Wali Kota Ika Puspitasari yang dituding sebagai biang kegaduhan, Nuryano menyesalkan pihak protokoler Pemkot tidak hadir dalam RDP kali ini.

Padahal, keterangan dari pegawai yang menyusun agenda Ning Ita akan semakin menjernihkan persoalan jika memang terjadi kesalahpahaman atau kesalahan komunikasi.

“Kemungkinan adanya miss komunikasi antara protokoler dengan panitia. Sehingga ibu wali kota telat dan sebagainya. Kalau protokolernya datang, kita enak bisa konfrontir,” ujarnya.

Namun pihaknya tetap akan mengagendakan RDP lanjutan dengan menghadirkan protokoler.

“Sebetulnya kalau pada hari ini itu ada protokoler ini bisa clear dan RDP ini maksimal,” imbuhnya.

Pada saat RDP, panitia penyelenggara membenarkan Wali Kota Ika Puspitasari molor datang ke acara. Tetapi mereka juga menyangkal ada peserta anak-anak siswa PAUD dan TK sampai pingsan karena keterlambatan itu.

Ketua Panitia Festival Anak Saleh, Mihayah Laila Wardha dari PGTKM menjelaskan, rundown acara dimulai pukul 08.00 hingga selesai paling lambat pukul 10.00 WIB.

Namun Ika Puspitasari yang diagendakan memberi sambutan selaku wali kota sekaligus maupun Ketua Muslimat NU Kota Mojokerto pukul 09.30 WIB tak kunjung hadir hingga melebihi waktu yang ditentukan.

Sebelumnya, puncal Festival Anak Saleh 2022 yang digelar pada Sabtu (5/11/2022) pagi di Kota Mojokerto, ramai diperbincangkan karena acara yang digelar terlalu lama.

Sejumlah orang tua melakukan protes di media sosial karena Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari atau Ning Ita terlambat menghadiri acara tersebut dan membuat anak-anak menunggu lama.

Hal tersebut mengakibatkan peserta yang hadir mengalami kelelahan dan dikabarkan ada beberapa yang pingsan akibat terlalu lama menunggu.

Selain itu, mereka juga dikabarkan tidak diberi konsumsi selama acara berlangsung dari pagi hingga siang.

Salah satu akun Tiktok bernama @bakeology.id mengunggah video yang memperlihatkan cuplikan suasana acara. Sementara, para orang tua tidak diperkenankan masuk ke dalam ruangan tersebut.

Di video itu pula, akun tersebut juga memberikan beberapa komentar kepada Wali Kota Mojokerto yang terlambat hadir.

Pemerintah Kota Mojokerto, melalui Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Mojokerto (Prokopim) telah mengklarifikasi kejadian itu. Pernyataan dalam bahasa Indonesia dan Jawa itu ditulis di komentar postingan instagram Wali Kota Mojokerto @ningita_.

Pemkot Mojokerto menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas keterlambatan Wali Kota Mojokerto di acara itu. Prokopim mengatakan bahwa ini merupakan kesalahan dari pihaknya karena ada acara yang diagendakan Wali Kota Mojokerto di waktu yang bersamaan.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin