KEDIRI, FaktualNews.co-Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri, menggelar aksi unjuk rasa di dalam Universitas IAIN. Mereka menuntut adanya kejelasan dana perawatan sarana dan prasarana di kampus, dan menolak adanya dosen otoriter, Kamis (26/1/2023).
Dalam aksinya, mahasiswa juga membawa spanduk yang bertuliskan “dana sarpras harus jelas”, “tolak dosen otoriter”, “kami bukan kerbau”. Bahkan mahasiswa juga sempat membakar ban, karena tidak ditemui pihak kampus.
Dalam orasinya, mahasiswa meminta kejelasan dan peruntukan kegunaan dana perawatan sarana dan prasarana. Karena selama ini sarana dan prasarana di dalam kampus tidak kunjung dibenahi.
“Kami menuntut transparansi penggunaan dana perawatan sarana dan prasarana. Karena saat ini fasilitas di dalam kampus banyak yang belum dibenahi. Terus dana perawatan tersebut kemana larinya,” teriak salah satu orator aksi.
Mahasiswa juga menyoroti adanya dosen yang otoriter. Banyak sekali mahasiswa yang mengeluhkan tidak profesionalnya dosen dalam mengajar.
“Seringkali dijumpai beberapa dosen merubah jadwal perkuliahan dengan seenaknya, menjadwalkan kelas di luar jadwal semestinya, dan mengajar dan rencana pembelajaran semester (RPS) yang jelas,” imbuh orator aksi.
“Kami juga menuntut kejelasan alih fungsi sport centre, menuntut pemberantasan kasus pelecehan seksual secara tuntas, dan menuntut kejelasan SOP dosen dalam mengajar,” Kata Syifa, korlap aksi.
Mahasiswa kemudian ditemui oleh beberapa rektor, wakil rektor 2 dan wakil rektor 3. Di depan mahasiswa, Rektor IAIN Kediri Wahidul Anam menerima aspirasi dari mahasiswa, dan akan melakukan rapat koordinasi.
“Aspirasi dari mahasiswa kami terima dan segera kami rapatkan apa yang menjadi tuntutan mahasiswa,” ujar Rektor IAIN Kediri, Dr Wahidul Anam.
Mahasiswa juga memberikan deadline kepada pihak kampus hingga Senin mendatangkan. Bila tidak ada keputusan, maka mahasiswa akan melakukan aksi dengan jumlah yang lebih besar.