Kenalkan Budaya Indonesia, Ratusan Siswa SD Pawai Kebudayaan dan Ogoh-Ogoh
JEMBER, FaktualNews.co – Kurang lebih 200 siswa SD Sekolah Nasional Tiga Bahasa Rukun Harapan di Jalan Kartini, Kecamatan Kaliwates, Jember, melakukan kegiatan pawai kebudayaan dan ogoh-ogoh dari depan sekolah menuju alun-alun Kota Jember, Senin (20/3/2023).
Kegiatan pawai yang diikuti siswa SD dari kelas 1-6 itu, menempuh jarak kurang lebih 1 Km itu.
Sarinah Kepala Sekolah mengatakan kegiatan ini sengaja digelar olehnya, untuk mengenalkan budaya asli Indonesia yang beraneka ragam. Dengan perbedaan suku dan agama yang sangat banyak.
“Di sini kita ada kegiatan pawai, untuk mengenalkan tradisi budaya dari agama Hindu. Yaitu pawai ogoh-ogoh. Jadi kalau SD kita itu terdiri dari banyak agama. Jadi semua siswanya campur menjadi satu,” kata Sarinah saat dikonfirmasi sejumlah wartawan disela kegiatan.
Adanya kegiatan pawai itu, lanjutnya, sebagai bentuk pengenalan budaya dari Indonesia. Dimana kegiatan serupa juga dilakukan saat pelaksanaan hari-hari keagamaan lainnya.
“Tujuannya untuk mengenal dan belajar tentang toleransi antar umat beragam. Biasanya mereka melaksanakan perayaan agama mereka, Natal, Buka (puasa) bersama dan Imlek. Untuk saat ini menyambut hari raya Nyepi kita adakan tradisi budayanya agama Hindu. Ada Pawai Ogoh-Ogoh itu,” ulasnya.
Sekolah SD yang siswanya kebanyakan kaum minoritas dari etnis Tionghoa itu, kata Sarinah, tidak kemudian memberikan jarak dengan suku bangsa dan budaya lain.
“Untuk mempertahankan dan mengenalkan anak-anak yang beragama lain juga. Supaya mereka mengetahui bahwa ternyata agama lain juga ada tradisinya untuk perayaan agama Hindu. Walaupun kita minoritas, tetapi anak-anak yang beragama lain juga mengetahui tentang kaitan tradisi itu,” tuturnya.
Dari kegiatan pawai yang dilakukan, lebih lanjut kata Sarinah, tidak hanya menampilkan pawai ogoh-ogoh lengkap dengan aksesoris patung menyeramkan besar. Tapi juga ada kegiatan tari-tarian dan kesenian dari suku bangsa lainnya di Indonesia.
“Ogoh-ogohnya setelah kita arak di sini, rutenya dari sekolah kami ke alun-alun Kota Jember, kemudian kembali ke titik start. Nah nanti ogoh-ogohnya akan dibakar ke tempat lain, dijadikan satu yang mereka juga melaksanakan tradisi ogoh-ogoh itu,” ujarnya.
“Karena di sekolah kami juga ada siswa yang beragama Hindu. Dengan adanya kegiatan ini, menjadi pembelajaran bagi siswa untuk lebih cinta tanah air, NKRI, dan mengajarkan bentuk toleransi,” katanya.
Dari pantauan di lokasi kegiatan, ogoh-ogoh yang merupakan patung dengan tinggi kurang lebih 1,5 meter berbahan kertas bekas bungkus semen dan dengan rangka dari batang bambu bahan ringan itu.
Digambarkan sebagai raksasa menyeramkan perumpamaan sifat jelek dari manusia.
Ada sekitar 4 sampai 6 anak SD yang mengangkat ogoh-ogoh itu dan dibawa pawai. Bersama dengan penampilan tari-tarian barongsai, dan tarian kedaerahan lainnya.
Menurut salah seorang siswa kelas 4 SD David, adanya kegiatan itu dirasakan bermanfaat untuk mengenal bentuk budaya lain yang ada di Indonesia.
“Saya senang ada kegiatan ini, jadi bisa tahu rasanya membawa ogoh-ogoh. Awal tidak tahu kenapa bawa ini, tapi interested (tertarik, red) jadi paham. Bentuk toleransi antar suku dan agama,” ujarnya.