Pilbup Jombang 2018
Blusukan ke Tengah Warga, Gus Syaf Dimintai Uang
JOMBANG, FaktualNews.co – Calon bupati Jombang, Syafiin berharap kampanye dengan menggunakan cara transaksional berupa politik uang tidak terjadi lagi pada Pilbup Jombang 27 Juni 2018 mendatang.
Karena, politik uang bisa merusak sistem demokrasi yang telah terbangun di Kabupaten yang terkenal dengan sebutan Kota Santri ini.
“Jika, calon maupun tim suksenya menggunakan cara seperti itu (politik uang). Maka, masyarakat yang akan rugi karena tidak melihat visi-misi yang ditawarkan calon bupatinya melainkan uangnya saja,” Gus Syaf saat blusukan ke Desa Kepuhdoko, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Selasa (20/2/2018).
Ia mengaku mendapat banyak permintaan dari masyarakat yang menanyakan uang tunai ketika melakukan kampanye dalam tiga hari terahir di sejumlah daerah.
“Selain mendapat masukan kita juga menemukan fenomena yang miris yaitu masih adanya warga yang minta uang saat kampanye. Kita dekati dan kasih pemahaman baik-baik kalau pemberian uang saat kampanye itu dilarang dan tidak baik,” ungkap pria berkumis ini.
Elite politik, lanjut Gus Syaf, harus mengajarkan dan memberikan contoh kepada masyarakat bagaimana berpolitik yang baik dan santun. Karena, tanpa peran dari tokoh utama pimpinan partai dan tokoh masyarakat maka rencana politik tanpa transaksional uang sulit diciptakan.
“Masyarakat awam butuh contoh yang baik dari pada pelaku utama politik di kota santri. Dengan begitu pemilih lebih cerdas dan pintar,” ujarnya.
Masyarakat kecil selama ini terlalu banyak dipertontonkan kan politik keras dan uang. Secara tak langsung hal ini membentuk budaya buruk di masyarakat. Oleh karenanya, Gus Syaf bertekad untuk terus keliling Jombang menyebarluaskan politik gaya baru yaitu melihat sosok calonnya bukan uang.
“Sekarang nyalon kepala desa saja pakai uang, ini tidak bagus buat kedepan,” tukas Gus Syaf.