NGANJUK, FaktualNews.co – Ditangan Nono Mardiono, warga Kelurahan Guyangan, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk, limbah kayu yang tidak ada nilainya bisa dirubah menjadi kerajinan bernilai tinggi.
Ya, limbah tersebut disulap pria yang tak pernah mengenyam pendidikan seni ini menjadi wayang kayu.
Wayang kayu yang diukir serta dipoles dengan tangannya ternyata mampu memikat penggemar maupun kolektor dari berbagai kota.
Ciri khas wayang nusantara semakin memperkuat karakter wayang kayu yang sengaja dibuat berbeda daripada wayang kulit.
Di belakang rumahnya itulah dia mengembangkan bakatnya sebagai pengrajin wayang kayu. Dengan hanya memanfaatkan limbah kayu, laki-laki berusia 61 tahun ini menghasilkan ratusan karya wayang kayu.
Nono menceritakan, karyanya itu berawal dari bakatnya yang gemar melukis. Nono belajar sendiri membuat wayang kayu. Hingga akhirnya sejak tahun 2015 dia menekuni pembuatan wayang kayu. Dalam proses pembuatannya, pertama dia menggambar tokoh wayang yang akan dibuatnya di atas kertas.
Kemudian, kertas tersebut digunting sesuai gambar untuk dijadikan acuan membuat kerangka di kayu yang disiapkan. Lalu kayu tersebut digambar pula sebelum gergaji dan dipahat.
“Setelah pahatan sudah selesai, baru kayu tersebut kemudian dihaluskan,” ujarnya.
Untuk memperindah hasil karyanya, kayu yang sudah berbentuk tokoh wayang kemudian dicat dengan berbagai macam warna. “Selanjutnya wayang kayu yang sudah selesai prosesnya dipajang di tempat yang disediakan,” paparnya.
Seluruh wayang kayu karyanya ini merupakan tokoh-tokoh nusantara, sehingga cerita yang ditampilkan dalam wayang harus kisah-kisah nusantara, bukan seperti kisah mahabarata ataupun kisah pewayangan yang lainnya. “Inilah yang membedakan wayang kayu karya saya dengan wayang kulit seperti pada umumnya,” jelas Nono.
Saat ini, kreasi Nono sudah banyak dibeli kolektor wayang dan penggemar wayang dari berbagai kota. Bahkan, tak sedikit ia memperoleh keuntungan dari hasil karyanya tersebut. Sebab, satu buah wayang kayu harganya bisa mencapai Rp 500 ribu. Padahal modalnya hanya berasal dari limbah kayu yang dikemas dengan cat pewarna.