Unik

Pemuda Pasuruan, Olah Limbah Bekas Jadi Miniatur Unik Bernilai Jual

PASURUAN, FaktualNews.co – Seorang pemuda yang kesehariannya berprofesi nelayan yakni Ahmad Taufiq (32) warga Dusun Pesisir, Desa Mlaten, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan ini, berbeda dengan pemuda sebayanya. Dengan keahliannya secara otodidak, ia mampu berkreasi dan menghasilkan pundi-pundi buat tambahan ekonomi.

Selepas melaut atau di waktu luang, Taufiq terus melakukan inovasi-inovasi agar waktu tersebut bermanfaat dan tak hanya mengandalkan melaut saja. Ia berupaya keras yakni dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di rumahnya maupun di sekitar lingkungan dimana ia tinggal, untuk dijadikan barang yang punya nilai jual.

Dengan keahliannya secara dadakan ini, Taufiq mampu membuat bermacam – macam miniatur unik yang terbuat dari barang bekas. Seperti dari kayu triplek, botol – botol dan tulang ikan tumpukan sampah yang berada di sebelah rumahnya.”Saya pingin ada manfaat jika saya gak melaut,” ujar Taufiq, saat di rumahnya, Minggu, (26/8/2018).

Barang – barang limbah bekas tersebut, berhasil ia sulap menjadi miniatur. Diantaranya seperti alat musik drum, gitar dan suling, maupun kendaraan seperti kapal laut, mobil, motor, pigora untuk foto dan lampu hias.”Pembuatan miniatur ini saya lakukan sejak tahun 2010 lalu, dan alhamdulillah ada hasil dari upaya saya membuat miniatur ini,” jelas dia.

Ia mengisahkan, kali pertama ide itu muncul saat ia pulang dari melaut dan melihat tumpukan sampah di sekitar rumahnya. Lalu dipungutinya kayu triplek botol – botol bekas dan tulang ikan yang tidak terpakai lagi. Kemudian diambilnya untuk dikelola kembali menjadi miniatur seperti alat musik dan kendaraan darat maupun laut.

Diakuinya saat itu ada kesulitan cara membuatnya. Namun dengan niatan dan kerja keras akhirnya angan-angan membuat miniatur dari barang bekas terwujud.“Saya murni otodidak membuat miniatur tersebut, karena dari hobby sebelumnya saya berasal dari komunitas sepeda motor vespa dan juga sering main musik mas,” ujar Taufiq .

Untuk membuat miniatur-miniatur itu, Taufiq membutuhkan waktu 2 hari untuk menyelasaikan 1 miniatur. Hal itu terbentur miniatur harus dipoles dan dikeringkan terlebih dulu, seperti kayu triplek antara 3 sampai 4 jam lebih tergantung dari cuacanya. Sementara alat yang digunakan cukup sederhana, yaitu geraji, cutter, lem dan penggaris.

Menurut dia, dalam proses pembuatanya yang terpenting inovasi, ketenangan untuk membuat hasil karya tersebut. Sedangkan, untuk pemesannya pernah datang dari temannya yang berasal dari Mojokerto, Sidoarjo, dan Jakarta.“Untuk harganya cukup bervariatif, seperti miniatur drum dan lampu kerang itu pernah ditawar dari teman Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu,” pungkasnya.