JOMBANG, FaktualNews.co – Kerajinan manik-manik Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Jombang, terkenal keindahannya sejak era tahun 2000-an. Namun, sekarang mulai kehilangan pamornya.
Dulu, di Desa Plumbon Gambang banyak perajin yang membuat beragam aksesoris manik seperti kalung, gelang, bros, hingga gantunan kunci. Jumlahnya pun mencapai ratusan, kini jumlah perajin manik-manik Plumbon Gambang hanya bisa dihitung menggunakan jari.
“Sekarang peminatnya tidak seperti dulu, sekarang kan jamannya sudah maju. Aksesoris banyak jenisnya ada yang dari titanium, xuping yang lebih tahan lama,” Kata salah satu perajin manik-manik Plumbon Gambang, Mayasari.
Menurutnya, Desa Plumbon Gambang, Gudo, Jombang memang terkenal sebagai sentra kerajinan manik-manik. Berbagai aksesoris kerajinan manik-manik tersebut banyak ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia.
Sayang, krisis yang pernah dialami Indonesia dan kenaikan harga bahan baku, maupun kalah saing dengan produk dari China, membuat kerajinan manik-manik asal Jombang mulai kerhilangan pamornya. Hingga memaksa sejumlah sentra kerajinan manik-manik gulung tikar.
“Wajar kalau kalah dengan produk China, karena harganya lebih murah. Tetapi kita masih bertahan, dengan mempertahankan kualitas serta membuat ide-ide kreatif motif lain. Supaya pembeli tidak bosan,” ujar Mayasari.
Mayoritas pekerja yang merangkai aksesoris manik-manik ini, adalah kaum perempuan dari yang masih gadis hingga ibu-ibu. Selain bisa menunjukkan eksistensi melalui sebuah karya, hasil kerajinan yang telah dibuat dapat dijual.