FaktualNews.co

Duka Honorer GTT-PTT Jember : Honor Tak Laik, Pembayaran Molor

Pendidikan     Dibaca : 1177 kali Penulis:
Duka Honorer GTT-PTT Jember : Honor Tak Laik, Pembayaran Molor
FaktualNews.co/Muhammad Hatta/
Ratusan GTT PTT penuhi halaman depan gedung DPRD Jember.

JEMBER, FaktualNews.co – Ratusan GTT/PTT se Kabupaten Jember, mendatangi Gedung Parlemen menuntut adanya perhatian dari Pemerintah tentang nasib mereka. Khusus honorer tingkat SD/SMP, dengan harapan setelah mendapat SP (surat penugasan) dari Bupati Jember Faida, penghasilan semakin baik.

Ternyata malah sebaliknya, honor jumlahnya tidak sesuai, mendapatkan jerih payah berupa gaji tetapi tidak tepat waktu. Selain itu, juga tidak sesuai terkait mata pelajaran yang diajarkan dengan kemampuan keilmuan yang dimiliki GTT tersebut.

“Memang benar bupati sudah menata guru di SD dan SMP. Ada 4.200 lebih teman-teman yang mendapat SP. Tetapi setelah itu, honornya malah tidak layak,” kata Ketua PGRI Jember Supriyono, saat dikonfirmasi sejumlah media, Senin siang (29/10/2018).

Karena jumlah honor yang diterima tidak jelas. “Waktu mendapatkan honor juga tidak tepat. Sampai harus menunggu berbulan-bulan,” tukasnya.

Sehingga pihaknya pun berharap, ada perhatian dari Pemkab Jember tentang persoalan itu. “Khususnya kepada ibu bupati yang terhormat untuk memperhatikan. Di tata ulang! Karena saya pikir APBD kita masih mampu, untuk mengkover itu,” tegasnya.

“Tidak perlu susah-susah untuk lewat PPG (terkait honor), dan lewat BOS. Karena aturan mengenai BOS dari pemerintah pusat lewat menteri sudah jelas, kalau PPG ini yang tidak jelas,” tukasnya.

Sementara itu, saat dalam rapat pertemuan dengan Wakil Ketua DPRD Jember dan anggota dewan lainnya. Perwakilan FPHI Sekjen SMP Ilham Wahyudi menyampaikan, terkait pemberian SP yang dilakukan bupati, dinilai tidak tepat sasaran, dan terkesan tidak melihat sesuai dengan ilmu materi yang dikuasai, dengan yang diajarkan kepada anak didiknya.

“Ada teman saya guru olahraga, malah mengajar biologi, bahkan sebaliknya, ada yang mengajar Fisika, malah mengajar Bahasa Inggris. Bnyak orang tua protes ini,” kata Ilham.

Bahkan honor yang diterima. Telah lama mengabdi 15 tahun. “Hanya mendapat Rp 9 ribu saja. Sedangkan baru mengabdi 2 tahun, dapat Rp 4 juta. Saya yang sarjana tidak pegang SP. Ada yang belum sarjana, sudah punya SP. Mana ini letak keadilannya,” tukasnya.

“Padahal kami benar-benar niat mengabdi mencerdaskan anak bangsa, tapi tolong perhatikan. Belum lagi persoalan ada 5 guru yang sampai dicerai istrinya, karena tidak bisa memberikan nafkah, ada juga yang dicemooh mertuanya. Kami menangis dengan kondisi ini,” imbuhnya menjelaskan.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin
Tags