Sumur Warga di Mojokerto, Diduga Tercemar Limbah Pupuk Cair
MOJOKERTO, FaktualNews.co- Limbah pupuk cair yang mencemari sumur warga Dusun Ngepong, Desa Berat Wetan, Kecamatan Gedeng, Kabupaten Mojokerto, menyebabkan sumur warga berwarna kecoklatan. Diduga merupakan jenis Pupuk Hayati Enero (PHE) buatan pabrik bioetanol PT Enero di Gedeg, Mojokerto.
Humas PT Enero, Diman Anandito membenarkan pupuk cair yang disiramkan ke lahan di depan rumah Firman merupakan jenis PHE. Pupuk tersebut dikirim atas permintaan petani tebu di bawah naungan Pabrik Gula (PG) Gempolkrep.
Dijelaskan, jika pupuk jenis hayati enero ini juga sudah mendapat izin edar dari Kementerian Pertanian. Bahkan hampir setiap bulan pihaknya melaporkan kepada kementrian pertanian untuk laporan aplikasi.
Sementara terkait pencemaran, pihaknya sudah melakukan pengecekan dan pengambilan sampling dari sumur warga yang tercemar dan akan dilakukan tes lab. Itu dilakukan untuk memastikan apakah pencemaran ini dari limba yang diolahnya.
Menurutnya, di wilayah tersebut, lahan petani tebu yang berada di naungan Pabrik Gula (PG) Gempolkerep merupakan masuk di aplikasi pupuk cair. “Dan itu berdasarkan dari permintaan petani, ” ujar Diman Anandito Selasa (13/11/2018).
Sedangkan untuk jumlah berapa tangki yang tiap harinya di kirim, lanjutnya, tergantung permintaan petani. Setiap hektare lahan tebu harus diguyur dengan sebanyak 30 ribu liter PHE.
Karna ini kasus pertama, pihaknya belum bisa memastikan dampak aplikasi terhadap air. Sebab pupuk cair yang di kelola pabrik bioetanol PT Enero di Gedeg, Mojokerto hanya digunakan untuk pengemburan tanah dan penambah nutrisi.
Dari hasil pengecekan sementara, air milik warga sekilas semua terlihat jernih hanya saja sedikit kecoklatan, ” Kami sudah mengambil sampel air dari sumur warga yang tercemar dan akan dilakukan uji tes laboratorium untuk memastikan” ungkapnya
Tidak hanya itu, untuk memastikan tidak adanya penyimpangan, pihaknya akan melakukan pengecekan lapangan untuk memastikan aplikasi tidak menyimpang.
Sementara pemilik rumah, Firman Efendi, berharap, pupuk cair tersebut tidak dibuang di sekitar rumahnya. “Kalau bisa jangan dibuang ke sini agar tidak mencemari sumur.
Menurutnya, setiap pagi puluhan truk tangki membawa pupuk cair untuk melakukan pemupukan di sekitar rumahnya yang berada di pertengahan sawah. Namun tidak semua pemilik tebu menginginkan pupuk cair tersebut.