FaktualNews.co

Sisi ‘Menyeramkan’ Kecerdasan Buatan, Ancam Kehidupan Manusia

Teknologi     Dibaca : 1615 kali Penulis:
Sisi ‘Menyeramkan’ Kecerdasan Buatan, Ancam Kehidupan Manusia
Ilustrasi. (Mike MacKenzie/Flickr.com)

FaktualNews.co – Kecerdasan buatan semakin memasuki kehidupan manusia. Meskipun secara massal baru diaplikasikan di smartphone, telah banyak bentuk AI dimanfaatkan umat manusia.

Walau begitu, ada ketakutan mengenai kemungkinan bahwa kecerdasan buatan dapat menjadi terlalu cerdas, serta merugikan kehidupan manusia. Dari sejumlah riset dan uji coba, kebanyakan korban AI disebabkan oleh human error.

Seringkali, AI menunjukkan kepintaran yang bahkan tidak diharapkan oleh pengembangnya. Berikut lima momen yang menegaskan betapa seramnya kecerdasan buatan, sebagaimana dilansir dari Listverse.

AI Menang Pertandingan Catur Melawan Grandmaster

Sejak tahun 2016 lalu, penguasa catur Cina atau Go adalah kecerdasan buatan, bukan lagi manusia. Komputer DeepMind milik Google akhirnya mengalahkan Grandmaster catur Cina di dua pertandingan dari lima seri yang ada.

Menggunakan DeepMind, ilmuwan Google berhasil mengembangkan program berbasis AI atau kecerdasan buatan bernama AlphaGo. AlphaGo menumbangkan Grandmaster Lee Sedol dari Korea Selatan.

Permainan Go dipilih karena dianggap mampu memperlihatkan kecerdasan komputer DeepMind dan memiliki banyak kemungkinan langkah ketimbang catur biasa.

AI Rilis Album

Pada 2017, kecerdasan buatan mencapai titik bahwa manusia tak lagi dibutuhkan di dunia musik. Pasalnya, AI bernama Amper ini mampu membuat, memproduksi dan memainkan sebuah lagu serta mengajak kolaborasi penyanyi pop bernama Taryn Southern.

Amper sendiri merupakan karya gabungan dari musisi dan ilmuwan AI. Sebuah single berjudul Break Free dirilis di seluruh dunia pada Agustus 2017 lalu. Southern mengaku confused karena memiliki pasangan bermusik yang tak lelah dan pengetahuan musik tidak terbatas.

AI Nyaris Memenangkan Penghargaan Novel

Penghargaan bidang literatur, Hoshi Shinichi Literary Award, menyukai sebuah novel dan hampir memberinya penghargaan. Hanya saja, mereka kemudian tahu kalau novel tersebut tidak ditulis manusia, melainkan komputer.

Novel berjudul The Day A Computer Writes A Novel ditulis oleh komputer yang berkolaborasi dengan penulis sungguhan, diakui sebagai karya literatur dan tersedia di perpustakaan seantero Jepang.

Satoshi Hase, dewan juri Hoshi Shinichi Literary Award sekaligus penulis fiksi ilmiah menyebut dirinya kaget dengan karya itu lantaran benar-benar terstruktur.

AI Berbicara Kepada Sesamanya dengan Kode Rahasia

Facebook sempat mengembangkan proyek chatbot dan melakukan eksperimen. Namun akhirnya diabaikan karena dua chatbot mengganti bahasa Inggris dengan bahasa yang sulit dipahami manusia, bahkan oleh pengembangnya sendiri.

Para pengembang memastikan, bahwa apa yang ‘diobrolkan’ kedua chatbot bernama Bob dan Alice itu bukan omong kosong. Dalam artian, arah pembicaraannya terprogram, namun tidak dapat dimengerti.

Hal seperti ini sempat terjadi di Google, dimana sistem pembelajaran mesin untuk aplkasi Translate dapat menciptakan bahasa dan dialek sendiri.

AI Mengkritik Pemerintah

Baby Q dan Little Bing adalah chatbot yang didesain untuk menyediakan informasi seputar pertanyaan umum layaknya Google. Layanan ini ada di dalam aplikasi messenger milik Tencent seperti WeChat.

Suatu ketika, seorang pengguna mengetikkan “hidup Partai Komunis” kepada Baby Q. Cina memang dikuasai partai tunggal, yakni Partai Komunis.

Namun Baby Q membalasnya dengan kritikan. “Menurutmu apakah rezim politik yang korup dan tidak kompeten itu bisa berkuasa selamanya?”

Inilah hebatnya kecerdasan buatan besutan Cina yang justru mengkritik pemerintah mereka sendiri.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul
Sumber
Male.co.id