Naik Becak Menuju DPRD Kota Probolinggo, Anak Loper Koran Dilantik Jadi Wakil Rakyat
PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Kalau yang lain diantar kendaraan roda empat saat menghadiri pelantikan atau pengucapan sumpah jabatan anggota DPRD Kota Probolinggo, beda dengan Sibro Malisi (30). Politisi muda dari Partai NasDem tersebut, naik becak.
Didampingi istri dan 2 anak tercintanya, pria yang biasa dipanggil Sibro tersebut, dari rumahnya di jalan Sunan Kalijogo, Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan ke gedung DPRD di jalan Suroyo, naik becak. Kesederhaan yang ditonjolkan, bukan semata untuk mendapatkan perhatian, tetapi kebiasaan itu dilakoni, sejak masih kecil.
Ia dilahirkan dari orang tua yang hidupnya pas-pasan alias kurang beruntung. Kusnadi, sang bapak berprofesi tukang becak, sedang ibunya sebagai ibu rumah tangga biasa. Lantaran dirundung kekurangan setiap hari, Kusnadi setiap pagi mencari peruntungan dengan menjadi loper koran. Tambahan penghasilan tersebut dilakoni hingga sekarang.
Sementara Sibro melenggang ke kursi dewan setelah bertarung dengan rival di internal Nasdem dan puluhan caleg eksternal dari partai lain di Dapil (Daerah Pemilihan) I, Kecamatan Wonoasih dan Kanigaran. Bahkan, ia menyingkirkan Caleg incumbent dari internal partainya.
“Kita hanya diwajibkan berusaha. Ketentuan di tangan Tuhan,” katanya di rumah tinggalnya.
Sebelum berangkat untuk pengucapan janji atau sumpaj jabatan sebagai anggota DPRD periode 2019-2024, Sibro Malisi melakukan tradisi sungkeman dan membasuh kedua kaki orang tuanya. Ia melakukan tradisi moyangnya, sebagai bentuk pengabdian anak terhadap orang yang melahirkan dan membesarkannya.
“Tanpa doa dan jerih-payah kedua orang tua, apa yang kami cita-citakan tak akan berhasil,” tambahnya.
Selain keberanian dan keyakinan serta dukungan keluarga dan rekan-rakannya, Sibro terpilih menjadi wakil rakyat bermodalkan ijazah sarjana gelar Satrata 1 yang diraih dari Universitas Panca Marga tersebut. Gelar tersebut disandang, disamping perjuangan Sibro, juga dukungan dan doa kedua orang tuanya, meski hanya berpenghasilan dari menarik becak dan menjadi loper koran.
Lantaran berasal dari kalangan rakyat bawah, Sibro akan memperjuangkan kepentingan kaum terpinggirkan, yang saat ini belum disentuh maksimal dengan program Pemkot. Salah satunya soal tukang becak yang tersingkir oleh angkutan berbasis online.
“Kami akan memperjuangkan nasib mereka yang tergerus oleh kecanggihan tekhnologi. Paling tidak mereka bisa bertahan. Jika memang tidak, kami bersama Pemkot akan mencari solusinya,” tandasnya.
Mantan wartawan harian ini mengaku, menyerahkan sepenuhnya ke partainya soal jabatan di dewan. Baginya, memperjuangkan dan menyuarakan kepentingan rakyat kecil tidak harus menjadi ketua komisi atau jabatan pada alat kelengkapan dewan lainnya.
“Tujuan kami mengawal dan memperjuangkan program yang pro rakyat. Soal jabatan dialat kelengkapan, kami serahkan ke partai,” pungkasnya.
Sementara itu, Kusnadi (55) orang tua Sibro mengaku, akan meneruskan profesinya, yakni tukang becak dan loper koran. Ia tidak malu dengan dua pekerjaan tersebut, meski anaknya sudah menjadi pejabat.
“Semoga anak saya menjadi penyambung aspirasi rakyat, dan amanah menjalankan jabatan yang diembannya,” katanya.