Bau Busuk, Sampah Berserak di Jalur Mojokerto-Lamongan Meresahkan
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Sampah berserakan di sepanjang jalan alternatif hutan petak 57 Kecamatan Dawarblandong menuju Lamongan. Bau menyengat tercium oleh para pengendara yang melintas.
Dari pantauan dilokasi, tumpukan sampah yang berserakan di pinggir jalan membentang panjang kurang lebih 20 sampai 30 meter.
Terdapat dua titik tumpukan sampah di hutan petak 57 , yakni di pinggir jalan masuk hutan hingga di penghujung akhir hutan Kecamatan Dawarblandong.
Sampah jenis plastik, bekas makanan, botol, rumah tangga hingga popok tampak berceceran di sekitar lokasi itu.
Mulyono (45) salah seorang warga Dawarblandong mengaku, kawasan hutan petak 57 memeng sering dijadikan warga lokasi membuang sampah. Terlebih saat malam hari, karena lokasinya jauh dari pemukiman.
Menurutnya, orang yang sengaja membuang sampah di sepanjang jalan alternatif menuju Lamongan kebanyakan warga luar daerah.
“Ya kadang orang yang melintas membuang sampah juga di situ. Kadang malam hari di saat orang pulang dari pasar mugkin membuangnya di situ,” ungkapnya.
Hal senada juga dikatakan Ahmadi (43) salah satu pengendara sepeda motor yang melintas di situ. Dia mengakui mencium aroma tak sedap setiap kali dirinya berangkat bekerja menuju Kota Mojokerto.
“Tiap hari lewat sini aromanya memang tidak enak, selalu ada saja sampah yang kelihatan baru dibuang. Sudah gitu juga merusak pemandangan di hutan sini,” ucapnya sembari menikmati es tebu yang ada di kawasan hutan.
Sementara itu, KSS PHBM Perhutani Mojokerto, Tukani, saat dikonfirmasi membenarkan lokasi tumpukan-tumpukan sampah rumah tangga yang dibuang warga tak bertanggungjawab itu. Dia mengonfirmasi lokasi itu berada di kawasan hutan petak 57 Kecamatan Dawarblandong.
“Iya ini masuk Dawar petak 57,” ungkap Tukani saat ditunjukkan foto lokasi pembuangan sampah di sepanjang jalan kawasan hutan jati, Sabtu (07/12/19).
Dia mengatakan, pihaknya pernah berkoordinasi dengan Camat Dawar Blandong terkait penanganan sampah-sampah rumah tangga yang berserakan di kawasan hutan.
“Dulu itu kami sudah pernah membersihkan, yang di sepanjang hutan kayu putih. Bahkan kita sempat keruk juga, dan dibawa dinas DLHK ke penampungan sampah kota,” pungkasnya.
Dirinya menjelaskan, pihak perhutani sudah bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk membuat rambu peringatan membuang sampah di hutan, baik itu banner, maupun paranet pembatas.
“Yang paling banyak buang sampah kalau di hutan kayu putih warga sekitar dan orang-orang yang pagi-pagi belanja. Jadi sambil bawa motor langsung dibuang begitu aja. Kita sudah pasang paranet juga biar warga kesulitan buang sampahnya,” ungkap Tukani.
Pihaknyapun juga sudah mengusulkan Tempat Pembuang Sementara berupa dumptruk di dua lokasi, yakni hutan kayu putih, dan hutan kayu jati petak 57. Namun, sampai saat ini masih belum ada realisasi.
“TPS belum ada, makanya waktu membersihkan sampah di hutan kayu putih. Kami sudah usulkan dumptruk yang ada gerobaknya untuk diparkirkan disitu. Jadi masyarakat kalau melintas tidak lagi membuang ke kawasan hutan, DLH juga ikut rapat cuman masih belum terealisasi” jelasnya.