Lingkungan Hidup

Air Sungai Bengawan Bangawan Solo di Lamongan Keruh, Diduga Tercemar Limbah

LAMONGAN, FaktualNews.co – Jika anda melintas di sungai bengawan solo dan melihat ke bawah Jembatan Widang, Babat, Lamongan, terlihat kondisi air yang keruh, berwarna hitam dan tak selayaknya air sungai pada umumnya.

Hal tersebut membuat pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) menggeluh. Air yang mengalir ke rumah mereka berwarna coklat, tak layak untuk dikonsumsi.

Warga di sekitar Perumahan Demangan Regency, harus menambah pengeluaran uang lantaran air PDAM tidak bisa digunakan untuk minum. “Sejak air PDAM tak jernih, sekeluarga menjerang air dan memasak nasi menggunakan air isi ulang. Jadinya, pengeluaran bertambah,” kata Wahid (43) warga Demangan, Kelurahan Sidoharjo, Lamongan, Selasa (10/12/2019).

Hal senada juga ungkapkan oleh Unung warga Tumenggungan, seorang pemilik warung. Penjual kopi itu mengaku air tak hanya tidak bisa dijadikan air minum, air PDAM yang sudah 2 hari ini berwarna coklat.

“Untuk mensiasati saya berjualan kopi dan teh sementara ini menggunakan air sumur yang lebih jernih,” ungkap Unung yang membukan warung kopi di sekitar jalan Dr Wahidin S.H.

Ini dibenarkan oleh Trisno warga yang tinggal di sekitar Bengawan Solo, mengaku berkali-kali mengecek kondisi air bengawan dalam dua hari terakhir. Menghitamnya air Bengawan Solo baru kali ini terjadi. Biasanya air akan berwarna keruh kalau dapat kiriman dari hulu atau atau pasang setelah hujan deras.

“Kalau biasanya hanya keruh kalau air datang, tapi yang sekarang ini berwarna kehitaman,” imbuh warga yang menduga, air Bengawan Solo tercemar limbah.

Trisno menambahkan, meski air masih berwarna hitam, warga tetap memanfaatkannya untuk keperluan sehari-hari. “Tidak tahu kenapa, mungkin karena tercemar limbah,” lanjut Trisno.

Dikonfirmasi terpisah Kepala PDAM Lamongan, Ali Mahfudi, mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi dari pihak Perum Jasa Tirta (PJT) bahwasannya air baku dari Bengawan solo yang kecoklat-coklatan atau kehitam-hitaman ini ada indikasi pencemaran dari limbah batik atau limbah home industri yang ada di daerah hulu Bengawan Solo.

“Kalau kita dengar di tetangga sebelah atau Solo bahwasannya pencemaran ini berasal dari limbah batik atau semacam limbah-limbah home industri yang ada di daerah hulu, hingga sudah masuk ke PDAM kabupaten Lamongan,” kata Ali.

Selanjutnya, lanjut Ali untuk mengantisipasi itu, pihak PDAM akan mereduksi kondisi air baku Bengawan solo yang keruh itu dengan menambah sedimen atau lumpur yang sudah di mixer.

“Diduga pencemaran air tersebut dari pewarna pabrik batik, atau dari limbah pabrik Ciu (minuman berakohol) yang berada di sekitar bengawan solo,” duga Ali.

Untuk menghilangkan warna, pihaknya akan membubuhi bahan kimia berupa bahan serbuk untuk menetralisi warna yang keruh tersebut.

“Kami akan menetralisi dengan serbuk kimia, juga akan menambah dengan sedimen lumpur yang dimixer. Harapan kami mudah-mudahan air baku ini tidak terlalu lama dan tidak mengganggu sehingga pelayanan atau kualitas dari air baku bisa distribusikan dan bisa normal kembali,” harap Dirut PDAM itu.