Tidak Tes Swab, PDP yang Meninggal di Kota Mojokerto Memiliki Riwayat Hipertensi dan Jantung Koroner
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Seorang pira asal Jakarta berstatus PDP (Pasien Dalam Pengawasan) Covid-19 meninggal dunia di Kota Mojokerto. Selain mempunyai riwayat hipertensi dan jantung koroner, PDP Covid-19 itu tidak kooperatif selama menjalani perawatan di rumah sakit.
Juru Bicara Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Christiana Indah Wahyu mengatakan, PDP yang meninggal dunia adalah pria 57 tahun asal Jakarta. Pria itu mengunjungi anak dan cucunya yang tinggal di Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto pada Sabtu (21/3/2020). Sejak datang, dia menderita batuk, mual, muntah, sakit kepala dengan suhu tubuh 37,8 derajat celsius.
“Pada tanggal 23 Maret, pasien ini mengalami sakit lagi dengan keluhan mual dan keringat dingin. Saat itu pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium dan rontgen dengan hasil trombosit turun, leukosit turun. Sedangkan dari hasil rontgen tidak ada gambaran infiltrat. Kemudian pasien dirujuk ke rumah sakit swasta dengan diagnosa demam berdarah,” ungkapnya, Rabu (01/04/2020).
Kemudian, anjut Indah, pasien yang masuk status PDP nomor lima di kota Mojokerto dirawat di RS Gatoel sejak Senin (23/3/2020).
Saat diwawancara petugas medis, pasien tidak mengaku warga Jakarta yang sedang berkunjung ke rumah keluarganya di Kota Mojokerto. Selama dirawat di rumah sakit barulah diketahui terdapat infiltrat pada paru-paru pasien yang menjadi salah satu indikasi corona.
“Setelah diwawancara ulang, barulah pasien jujur mengatakan riwayat tinggal di Jakarta sebelum datang ke Mojokerto. Akhirnya tanggal 27 Maret pasien dipindahkan ke ruang isolasi,” tuturnya.
Kata indah, setelah itu pada 28 Maret, karena kondisi korban semakin memburuk pihaknya berupaya mencari rumah sakit rujukan di Surabaya, Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto, tapi semuanya penuh.
Sejak saat itulah pria asal Jakarta masuk data PDP corona di Kota Mojokerto. Pihak rumah sakit Gatoel sendiri, sudah berupaya mengambil swab pasien untuk memastikan positif atau negatif corona pada Sabtu (28/3/2020). Namun, PDP nomor 5 itu menolak diambil swab.
“Saat kami lakukan pemeriksaan sesuai standar PDP, pasien tidak kooperatif dan menolak,” ungkapnya.
Keesokan harinya, Minggu (29/3/2020), PDP corona itu mengalami penurunan kondisi dengan saturasi oksigen menurun. Pasien akhirnya meninggal di RS Gatoel pada Senin (30/3/2020) tengah malam. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman Cina Trowulan, Kabupaten Mojokerto pada Senin (31/03/2020) dengan ketentuan pemakaman seperti pasien positif COVID-19,” tegasnya.
Karena tidak sempat melakukan tes swab, kini Indah mengaku kesulitan memastikan PDP tersebut positif corona atau tidak. Dia menyebut pasien meninggal karena memiliki riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi) dan jantung koroner.
“Pasien tersebut tidak terkonfirmasi corona. Melainkan ia meninggal karena memiliki riwayat hipertensi dan penyakit jantung koroner. Karena pasien tidak kooperatif, kami mengalami kesulitan untuk pemeriksaan swabnya,” tandasnya.