TULUNGAGUNG, FaktualNews.co – Menyusul harga ayam broiler, di tengah pandemi Covid-19 harga ikan gurami di Tulungagung anjlok. Salah satu penyebab utamanya yaitu banyak warung dan restoran yang masih tutup.
Anjloknya harga ikan gurami, diperparah naiknya harga pakan ikan yang membuat para peternak ikan gurami alami kesulitan ditengah masa pandemi Covid-19.
Peternak ikan gurami Muhammad Ilyas asal desa Tawangsari Kecamatan Kedungwaru, menuturkan, saat ini dipasaran harga ikan gurami tengah anjlok dan membuatnya harus menahan panen.
“Ini panennya mau buat lebaran, tapi karena situasi dan harga yang murah kita masih menahannya,” terangnya, Minggu (26/04/2020).
Selain berhadapan dengan rendahnya harga dan permintaan dari pengepul ikan gurami. Ia harus merogoh kocek lebih dalam karena harga pakan juga mengalami kenaikan.
“Kini harga per satu kilogram ikan gurami sekitar Rp 18-20 ribu per kilogram, itu di pasaran,” jelasnya.
Sedangkan harga pakan satu saknya dengan berat bersih 30 kilogram sekitar Rp. 300 ribu. Dari harga tersebut, peternak merasa akan rugi jika ikan dipanen secepatnya.
Sehingga untuk mengakalinya, peternak terpaksa memangkas jatah makan ikan dari yang awalnya dua kali sehari sekarang hanya jadi satu hari sekali. “Ikannya murah sentrat-nya mahal. Ya kami rugi kalau gitu. Terpaksa ikan kami kurangi jatahnya biar gak cepat dipanen,” jelasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Tulungagung Tatang Suhartono membenarkan penurunan harga ikan gurami.
“Saat ini pesanan ikan gurami tengah alami stuck lantaran distribusi pasarnya ke Jakarta dan Surabaya saat ini di tutup akibat diterapkannya aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) disana,” jelasnya.
Sehingga hal itu, mengakibatkan memperparah kondisi pasaran ikan gurami. Selain hanya, minat konsumsi lokal yang terhenti, juga dipengaruhi oleh pasaran regional yang terhenti akibat Covid-19.
“Saat ini hanya bisa bertahan sembari menunggu kondisi pasar jadi lebih baik. Ikan inikan pasarnya ke Jakarta dan Surabaya, saat ini sudah gak bisa kirim,” jelasnya.
Tatang menegaskan kepada para petani ikan, untuk bersabar dan menunggu kondisi pasar lebih baik. Karena tidak hanya pasaran ikan gurami saja yang anjlok, namun hampir merata.
“Kebanyakan peternak cuma bisa bertahan, tidak hanya gurami, ada jaer, patin, lele. Tapi yang terparah gurami, dari 50-60 ribu jadi 20-an ribu rupiah,” jelasnya.