NGANJUK, FaktualNews.co – Ratusan warga terdampak pembangunan Bendungan Semantok di Dusun Kedungpingit Desa Sambikerep dan Dusun Kedungnoyo Desa Tritik Kecamatan Rejoso Nganjuk berencana unjuk rasa di depan depan Pendopo Kabupaten Nganjuk, Kamis (23/ 07/ 2020) besok.
“Iya, surat pemberitahuan (demo) sudah kami sampaikan ke Polres Nganjuk kemarin,” kata Gemmy Bagus Nugroho, koordinator lapangan (Korlap) aksi, Rabu (22/ 07/ 2020).
Dalam salinan surat pemberitahuan ke Polisi yang diterima FaktualNews.co, tertulis bahwa demo ini akan diikuti 200 peserta.
Tertuang juga berbagai persoalan yang dihadapi warga akibat hasil appraisal yang dinilai tidak berpihak pada warga. Serta beberapa poin dugaan kinerja Tim Appraisal serta Tim Pengadaan tanah untuk pembangunan bendungan semantok yang tidak profesional.
Menurut Gemmy, ratusan warga ini demo untuk menagih janji Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat untuk appraisal ulang. Sebab, sebelumnya Bupati Novi sudah berjanji di hadapan warga untuk melakukan appraisal ulang.
Setelah beberapa bulan berlalu, ternyata janji Bupati Novi masih sebatas kata yang berbentuk kalimat. Belum ada bukti nyata yang bisa dirasakan warga.
“Menagih janji bupati, untuk appraisal ulang guna mendapatkan harga yang layak dan adil. Dan meminta bupati mengambil sikap tegas atas keresahan warga terdampak akibat arogansi ketua pengadaan tanah untuk kepentingan umum pembangungan bendungan semantok,” ungkap Gemmy.
Pembangunan mega proyek bendungan semantok menelan anggaran sekitar 1,8 triliun. Untuk paket satu anggarannya sebesar Rp 909.722.000.000. Sedangkan untuk paket dua jumlah anggaran sebesar Rp 876. 160. 739.000.
Bendungan Semantok akan memiliki kapasitas tampung sekitar 32 juta meter kubik. Diharapkan mampu mengairi lahan seluas 1.554 hektare, serta menghasilkan listrik sebesar 1, 01 megawatt. Selain itu bendungan diproyeksi mengatasi kekeringan dan mereduksi banjir yang biasanya melanda wilayah Rejoso saat musim hujan.