Mengenal Mocoan Lontar Yusup, Tradisi di Banyuwangi yang Dianggap Mantra Sihir
BANYUWANGI, FaktualNews.co – Mocoan Lontar Yusup merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Banyuwangi, terutama warga Desa Kemiren, Dusun Mondoluko- Tamansuruh dan Kampung Cungkin – Mojopanggung.
Tradisi Lontar Yusup itu berupa acara pembacaan naskah kuno kisah Nabi Yusuf yang ditulis menggunakan huruf pegon. Pembacaannya dengan ditembangkan dalam ritual tradisi selamatan bersih desa, kelahiran, sunatan, dan perkawinan.
Biasanya, Mocoan Lontar Yusup dilakukan sekitar jam 19.00 WIB bakda Isya hingga 03.00 WIB menjelang azan Subuh.
Pada tahun 2019, Mocoan Lontar Yusup ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan RI. Sayangnya, aktivitas Mocoan Lontar Yusup masih dianggap aji-aji magis oleh beberapa kalangan anak muda.
Sebagian dari kalangan muda itu, ada yang mempergunakan syair Lontaran Yusup untuk aji-aji magis, misalnya, ajian jaran goyang. Bahkan, ada yang menggunakan penggalan syair Lontar Yusup sebagai mantra untuk keperluan lainnya.
Pemuda pegiat Mocoan Lontar Yusup, Naufal Anfal (22) membenarkan tentang hal tersebut. Teman-temannya kerap memberikan stigma negatif perihal aktivitas Mocoan Lontar Yusup yang ia ikuti.
“Teman- teman ada yang mengaggap magis, tapi ya sudah, ya saya senyumin aja,” ungkapnya saat ditemui di Rumah Budaya Osing, (10/8/2020).
Sekretaris Aliansi Masyrakat Adat Nusantara Osing Banyuwangi, Wiwin Indiarti juga membenarkan hal tersebut. Ia mengungkapkan, masih ada beberapa orang yang menggunakan syair Lontar Yusup untuk hal magis.
“Memang masih ada, orang- orang tertentu saja. Semua serba bisa kalau kita meyakini,” kata perempuan lulusan Universitas Gajah Mada itu.
Lebih lanjut, Wiwin mengungkapkan bahwa kini kegiataan Mocoan Lontar Yusup mengalami pergeseran. Esensi Mocoan Lontar Yusup bagi kalangan tua adalah untuk mencari keberkahan dari kisah Nabi Yusuf. Kebanyakan kalangan itu melakukan Mocoan Lontar Yusup tanpa tau maknanya. “Pokoknya ditembangkan untuk mencari berkah Nabi Yusuf,” imbuh Wiwin.
Kini sedang digalakkan bagi kalangan muda yang melek budaya Banyuwangi untuk mulai mempelajari Lontar Yusup beserta maknanya. Dampaknya, pembaca mampu meresapi setiap makna dari syair Lontar Yusup.
“Ketika saya membaca, rasanya tenang, sampai beberapa hari rasanya. Ketenangan itulah yang saya dapatkan karena mengerti maknanya,” papar Naufal.
Sementara Wiwin berharap, geliat aktivitas Mocoan Lontar Yusup terus berkobar di kalangan muda-mudi Banyuwangi. Sehingga, dapat mengikis anggapan miring bahwa Mocoan Lontar Yusup untuk keperluan sihir.