Pembelajaran Tatap Muka pada SMKN di Kota Probolinggo, Disebabkan Banyak Praktik
PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Diselenggarakannya pembelajaran tatap muka di SMKN 2 Kota Probolinggo, selain instruksi Gubernur dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, juga karena tuntutan.
Hal ini dikatakan Kepala SMKN 2 Kota Probolinggo, Warnoto. Menurutnya, sekolah kejuruhan seperti SMKN 2 lebih banyak praktik ketimbang teori. “Kalau pelajaran keterampilan, sulit pengetrapannya kalau melalui daring (online). Harus tatap muka,” ujarnya.
Saat ditanya, apakah ada kekhawatiran dengan belajar tatap muka secara langsung di saat pendemi virus Corona belum berakhir, Warnoto menjawab, sangat khawatir sekali. Mengingat keselamatan anak lebih penting dari sekedar ilmu.
Namun, apa boleh buat, metode pembelajaran seperti itu, lanjutnya, harus dilaksanakan karena mengakomodir kepentingan anak dan tuntutan masyarakat atau orang tua yang meminta belajar di sekolah.
Disebutkan, pembelajaran tatap muka di setiap kelas hanya diikuti 9 siswa secara bergantian setiap hari. Lama mengikuti pelajaran di kelas selama 6 jam. Dengan demikian, setiap siswa mengikuti pelajaran di kelas dua kali dalam satu minggu.
“Pelajaran yang diikuti banyak praktiknya. Karena di sekolah kejuruhan seperti SMKN ini, 70 persen praktik dan 25 persen teori. Jumlah siswa kami 2.033 terdiri dari 60 rombel atau kelas,” pungkasnya.
Sementara itu, Wali Kota Hadi Zainal Abidin meminta, pihak sekolah tetap mengedepankan protokol kesehatan. Pihaknya memberi izin pembelajaran tatap muka karena selain wilayahnya sudah berstatus oranye, juga mempertimbangkan bidang studi yang diikuti siswa SKMN 2.
“Lebih banyak praktiknya ketimbang teori. Jadi lebih efektif pembelajaran tatap muka sesuai pernyataan Ibu Gubernur tadi,” katanya singkat.
Baca sebelumnya: Gubernur Khofifah Pantau Pembelajaran Tatap Muka di Kota Probolinggo