SURABAYA, FaktualNews.co – Pandemi bukan menjadi pemicu tunggal naiknya angka kehamilan. Hal itu berbukti dengan angka kehamilan masyarakat Jawa Timur yang fluktuatif selama pandemi Covid-19.
Data BKKBN Jawa Timur, sejak Bulan Februari hingga Juli 2020, angka kehamilan naik turun dikisaran tak lebih dari 1 persen.
“Jawa Timur sendiri, (angka kehamilan) trend sebenarnya fluktuatif. Data naik turun, dari Bulan Februari hingga Juli ini, kan masa pandemi di bulan ini itu naik turun,” ujar Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur, Sukaryo Teguh Santoso kepada media ini, Senin (7/9/2020).
Bulan Februari ke Maret 2020 misalnya, angka kehamilan terpantau naik mencapai 0,09 persen dari 229,667 kehamilan menjadi 232,287 kehamilan. Sebaliknya, angka justru turun 0,03 persen di bulan berikutnya menjadi 227,260 kehamilan. Namun secara keseluruhan, data cenderung meningkat.
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur menyampaikan, peningkatan angka kehamilan yang terjadi selama pandemi Covid-19 karena masyarakat lebih sering berada di rumah seiring kebijakan Work From Home (WFH).
“Kenaikan ini memang, bisa jadi ya, bisa jadi disebabkan karena orang banyak di rumah. Banyak orang yang sering olahraga, maka stamina menjadi bagus, di situlah menjadi terdampak (angka kehamilan naik),” ucap Teguh.
Kendati demikian, menurut Teguh, pandemi bukan satu-satunya pemicu naiknya angka kehamilan belakangan ini. Melainkan ada berbagai faktor. Sebab, proses kehamilan seseorang memerlukan waktu.
“Orang bisa dikatakan hamil umumnya itu kan usia bulan ketiga. Jadi kalau hamil pada Bulan April, berarti tiga bulan sebelumnya sudah proses sebelum pandemi,” katanya.
“Jadi asumsinya (pandemi Covid-19) ada pengaruh ya, ada hubungan antara Covid-19 dengan kehamilan. Tetapi sebab akibat naiknya (angka kehamilan) bukan satu-satunya dampak dari Covid-19,” imbuhnya.
Selain WFH, penyebab lain dari meningkatnya angka kehamilan masyarakat selama pandemi Covid-19 dikatakan Teguh, karena berhenti beroperasinya sebagian Fasilitas Kesehatan (Faskes) untuk melayani suntik KB maupun pemasangan alat kontrasepsi.
“Inilah akibatnya, masyarakat tidak ber-KB ya ini hasilnya (angka kehamilan meningkat),” singkat dia.
Oleh karena itu, pihaknya pun mengimbau masyarakat agar tetap berKB. dengan cara menggunakan alternatif lain untuk mencegah kehamilan seperti minum pil KB, memakai kondom saat berhubungan intim atau memasang IUD atau Spiral.
Supaya penularan Covid-19 dapat dicegah saat pelayanan KB, pihaknya juga mengimbau para medis maupun bidan melengkapi diri dengan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap saat bertemu pasien.
“Kita juga mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan agar aman,” pungkasnya.