SURABAYA, FaktualNews.co – Burung derkuku atau tekukur adalah sejenis burung merpati kecil yang mempunyai paruh, berekor agak panjang, berdarah panas, dan bereproduksi dengan cara bertelur.
Karakter fisik derkuku lazimnya berukuran sedang, 30 sentimeter, berwarna coklat kemerahjambuan. Berekor panjang dan bulu ekor terluar memiliki tepi warna putih tebal.
Bulu sayap lebih gelap dibanding tubuh. Ada bercak-bercak hitam putih khas pada leher. Iris jingga, paruh hitam, kaki merah.
Derkuku dhidup dekat dengan manusia dengan mencari makan di permukaan tanah. Sering duduk berpasangan di tempat terbuka. Bila terganggu terbang rendah di permukaan tanah, dengan kepakan sayap pelan.
Mitos seputar derkuku
Burung yang dalam istilah latin Spilopelia chinensis atau dalam bahasa Inggris disebut spotted dove itu belakangan banyak digemari para pecinta burung. Karena selain mudah dalam soal perawatan, suaranya yang merdu dan tidak berisik diyakini membawa ketenangan suasana.
Di Jawa kerabat burung puter dan perkutut ini banyak yang meyakini memiliki tuah. Lepas benar apa tidak, fakta atau mitos, unsur keramat sangat lekat dengan derkuku.
Menurut laman Info Guyub Rukun, salah satu mitos yang berkembang di Jawa, memelihara burung derkuku konon dapat mendatangkan keberuntungan bagi pemiliknya. Bahkan, sebagian orang jawa percaya bahwa memelihara derkuku dapat mendatangkan keselamatan.
Ada juga kepercayaan sebagian orang Jawa bahwa memelihara burung derkuku bisa menghindarkan dari bahaya, bala bencana dan bisa menolak santet atau tenung.
Artikel menarik lainnya:
• Memelihara Burung Puter Putih dan Mitosnya
Menangkarkan derkuku
Untuk mengembangbiakkan derkuku, berikut ini rangkuman langkah mudah yang kutip dari laman Ilmu Budi Daya:
1. Pembuatan kandang
Hal pertama yang harus dilakukan dalam budidaya burung tekukur adalah menyiapakan kandang. Dalam hal ini kandang menjadi faktor yang harus diutamakan, sebab burung tekukur akan menghabiskan waktunya untuk berada di dalam kandang.
Oleh sebab itu maka kandang harus dibuat senyaman mungkin agar tekukur betah dan tidak stres.
Mengingat bahwa burung ini memiliki ukuran yang besar, maka kandang juga harus dibuat sesuai dengan ukuran tubuhnya. Tentu yang dimaksud adalah kandang khusus, sebab biasanya kandang burung yang banyak di jual relatif memiliki ukuran kecil dan tidak sesuai dengan burung tekukur.
Untuk pembuatan kandang sendiri dapat anda lakukan, dengan standar dan kriteria sebagai berikut ini.
• Buat kandang luas dan nyaman untuk burung, sebaiknya kandang dibuat panggung agar lebih memudahkan dalam pembersihan dan perawatan.
• Di dalam kandang dilengkapi dengan tenggeran.
• Serta juga siapkan wadah makan dan minuman.
• Jangan lupa menambahkan alas pada bagian dasar kandang agar memudahkan dalam membersihkan kotoran.
• Pastikan kandang dibuat dari material yang nyaman, terutama atap kandang.
• Hindari penggunaan atap seng atau asbes, sebab akan membuat udara panas dan tidak nyaman.
2. Memilih indukan
Pilih indukan yang bagus agar bisa mendapat anakan yang juga sehat dan bagus. Berikut yang harus diperhatikan:
• Kedua indukan harus berada dalan masa produktif dan siap kawin serta birahi.
• Biasnya umur idelanya sekitar 1-1,5 tahun sudah dianggap layak untuk dikawinkan.
• Paling penting adalah perhatikan kesehatan indukan, sebab keduanya harus dalam keadaan sehat dan tidak terpapar penyakit.
• Kedua indukan juga memiliki bulu yang berwarna mengkilap dan tidak kusam, hal ini menandakan bahwa indukan merupakan burung yang terawat.
• Pastikan burung tidak mengalami kecacatan dan tidak ada bagian tubuh yang luka.
• Biasanya ukuran tubuh burung betina akan lebih besar dibandingkan dengan pejantan.
• Paling penting adalah memperhatikan suara kicauan tekukur, pilih indukan dengan suara kicau yang gacor dan atraktif agar menghasilkan anakan yang berkualitas baik.
3. Perjodohan
Perjodohan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut ini :
• Indukan ditempatkan ke dalam kandang yang berbeda.
• Lalu kemudian dekatkan kedua indukan agar dapat saling mengenal.
• Biasanya hal ini membutuhkan waktu beberapa hari sampai kedua indukan saling mengenal.
• Biasanya kedua indukan baik jantan ataupun betina akan lebih rewel dan mengeluarkan kicauan yang lebih aktif.
• Hal ini menandakan bahwa keduanya telah birahi dan diap untuk dikawinkan.
• Maka langkah yang perlu anda lakukan adalah dengan memasukkan kedua indukan ke dalam satu kandang.
• Proses perkawinan akan berlangsung secara alamiah.
• Setelahnya saat indukan betina siap bertelur maka ia akan bersikap lebih agresif dan tak mau didekati.
• Maka anda harus memisahkan indukan jantan dari betina.
• Jangan lupa siapkan sarang sebagai tempat indukan betina nanti meletakkan telur.
• Setelah bertelur indukan betina akan mengerami telur hingga 21-25 hari kemudian anakan tekukur akan menetas.
• Jika hingga waktu tersebut tidak ada tanda telur menetas maka artinya telur yang dihasilkan memiliki kualitas yang jelek. Sebaiknya buang telur dan kembali kawinkan indukan saat indukan kembali siap.
4. Perawatan dan pemeliharaan
Berikut langkah-langkah perawatan dan pemeliharaan yang wajib dilakukan:
• Pemberian pakan dan minum
Pakan yang diberikan harus mengandung nutrisi yang baik agar mendukung pertumbuhan burung tekukur. Dalam hal ini pakan yang diberikan dapat berupa voer khusus burung kicau. Sumber nutrisi lain dapat berupa kroto atau juga serangga lain yang mengandung banyak nutrisi. Pemberian dilakukan sedikit demi sedikit namun sesering mungkin.
• Memandikan tekukur
Memandikan burung penting untuk menjaga kondisi tubuh burung agar tetap bersih dan sehat. Jangan lupa mandikan burung setiap pagi, lalu kemudian jemur hingga pukul 9 pagi.
Metode memandikan dilakukan dengan menyemprotkan air ke badan burung dan membiarkannya bermain main dengan air.
• Sanitasi lingkungan dan kandang
Sanitasi lingkungan sangatlah penting, sebab dapat menghindarkan burung dari resiko serangan penyakit.
Adapun sanitasi lingkunhan di lakukan dengan cara membersihkan kandang dari kotoran burung setiap hari, kemudian menganti air minum dengan yang baru dan selanjutnya melakukan vaksinasi pada burung.