Survei: Dokter Wanita Menghadapi Tingkat Pelecehan dan Frustrasi Lebih Tinggi
SURABAYA, FaktualNews.co – Banyak dokter keluarga wanita menghadapi pelecehan seksual, tetapi sebagian besar tetap puas dengan karir mereka, sebuah studi baru menemukan.
Dikutip dari HealthDay, para peneliti mensurvei 315 dokter wanita dalam praktik keluarga dari 49 negara dan menemukan bahwa 75% mengatakan mereka puas atau sangat puas dengan kondisi kerja dan karir mereka.
“Terlepas dari semua kendala di lingkungan kerja, terutama mengenai gaji dan beban administrasi dan kurangnya waktu pribadi, dokter keluarga wanita puas dengan karir mereka,” kata penulis studi Jumana Antoun, seorang profesor / spesialis klinis di departemen kedokteran keluarga di Universitas Amerika Beirut.
Namun, 56% mengatakan sulit atau sangat sulit untuk maju dalam karir mereka, dan hanya 39% mengatakan kondisi kerja dan kepuasan karir mereka mirip dengan rekan kerja pria mereka.
Hampir tiga perempat – 74% – dari dokter wanita mengatakan mereka mengalami komentar dan perilaku seksis umum dalam pelatihan atau pekerjaan mereka, 45% melaporkan rayuan seksual yang tidak pantas, dan 22% melaporkan rayuan paksa.
Tidak ada perbedaan terkait negara atau pendapatan dalam kepuasan keseluruhan dokter wanita, menurut penelitian yang diterbitkan Selasa (19/10/2021) di jurnal Family Practice.
“Ada kemungkinan mereka mengejar spesialisasi ini untuk kualitas intrinsik dari spesialisasi kedokteran keluarga dan hubungan dengan pasien daripada alasan uang dan status,” kata Antoun dalam rilis berita jurnal.
“Namun demikian, bukan berarti pengusaha tidak boleh memperbaiki lingkungan kerja mereka dan membuatnya lebih aman dan setara dengan dokter laki-laki,” kata Antoun.
Proporsi wanita dalam kedokteran keluarga meningkat — mereka menyumbang sekitar 54% dari penduduk kedokteran keluarga AS pada 2019 — sehingga kesejahteraan dan kepuasan kerja mereka penting, khususnya mengingat kelangkaan dokter kedokteran keluarga, menurut para peneliti .
Disebutkan bahwa dokter perawatan primer wanita berpenghasilan 18% lebih rendah daripada rekan pria mereka, dan bahwa wanita memiliki tingkat kelelahan yang lebih tinggi dan lebih banyak hambatan untuk promosi, peluang kepemimpinan, sponsor, dan bimbingan.
