BOJONEGORO, FaktualNews.co – Meski tidak sejaya dulu, kerajinan anyaman bambu masih menjadi sumber penghasilan masyarakat Dusun Ngesrep Desa Mulyorejo Kecamatan Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro. Salah satu yang masih ditekuni adalah kerajinan tangan anyaman rinjing bambu.
Pekerjaan ini sudah dilakukan secara turun temurun sejak ratusan tahun silam. Produktivitas pembuatan sedikit terhalang karena minimnya bahan baku bambu yang saat ini sulit didapat.
Ini karena tidak semua jenis bambu dapat dipakai untuk pembuatan rinjing. Hanya ada satu jenis yang dapat dipakai untuk bahan anyaman rinjing yaitu jenis bambu apus.
“Sudah lama sekali dan turun-temurun. Dusun ini dikenal sebagai sebagai gudangnya anyaman bambu. Pekerjaan ini masih banyak dilakukan warga Dukuh Kembangan saat ini,” ungkap Kasmi salah seorang pengrajin anyaman bambu itu.
Saat musim panen jagung dan musim hajatan seperti ini, rinjing menjadi primadona bagi para petani. Namun, produktivitas pembuatan rinjing terhalang minimnya bahan baku.
“Untuk harga rinjing anyaman bambu ini bervariasi, mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 45.000 tergantung ukuran dan kualitas barangnya,” ujarnya.
Ngatini pengrajin anyaman bambu lain menerangkan Untuk pemasaran, para pengrajin rinjing tidak terlalu kesulitan, karena biasanya ada pengepul yang mengambil ke rumah pengrajin. Selain itu pengrajin terkadang menjual sendiri ke pasar maupun ke toko yang sudah berlangganan.
“Kami biasanya selama 5 hari bisa membuat rinjing anyaman bambu ini hingga 12 buah,” imbuhnya.
Dia juga menerangkan langkah-langkah pembuatan anyaman bambu tersebut, langkah pertama yaitu memilih jenis bambu dengan ruas panjang dan tua.
Selanjutnya membuat anyaman untuk dasar rinjing dengan prinsip anyaman kepang, setelah teranyam semua kemudian bagian atas dibuatkan wengku. Pembuatan kaki rinjing dengan menggunakan potongan bambu yang sudah diirat, Langkah ke lima atau terakhir, pengamplasan pada rinjing yang sudah siap.
Kegiatan sehari-hari para pengrajin anyaman bambu hanyalah menganyam. Harapan ke depannya, anyaman bambu ini tetap diminati oleh masyarakat dan tetap mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari para pengrajin.