Identitas dan Penyebab Kematian Jasad Perempuan di Hutan Rejoso Nganjuk Belum Terungkap
NGANJUK, FaktualNews.co – Pasca penemuan mayat tanpa identitas di hutan Rejoso, tepatnya di Dusun Kedungpingit, Desa Sambikerep Kecamatan Rejoso, Nganjuk penyebabnya masih misterius. Pasalnya sampai pihak Polres Nganjuk belum berhasil mengungkap identitas korban dan penyebab kematiannya.
Kapolres Nganjuk, AKBP Muhammad menjelaskan dari penyelidikan sementara, sosok mayat wanita tersebut diketahui berusia sekitar 25 hingga 40 tahun.
“Kita masih menunggu informasi dari keluarga yang kehilangan, bisa melalui Polres Nganjuk bisa juga melalui RS Bhayangkara karena posisi mayatnya ada disana,” jelas AKBP Muhammad kepada wartawan di Mapolres Nganjuk, Sabtu (30/3/2024).
Menurut AKBP Muhammad, pihaknya belum mengetahui identitas korban. Sampai saat ini pihaknya masih menunggu informasi dari masyarakat yang merasa kehilangan keluarganya.
“Meskipun ditemukan perhiasan sebuah anting yang menempel di telinga korban. Nmun, belum cukup menjadi penunjuk identitas korban,”kata AKBP Muhammad
Sampai saat ini, pihaknya terus mencari keberadaan identitas perempuan yang diduga korban pembunuhan di hutan Rejoso Nganjuk tersebut.
“Kami terus melakukan, hingga kerjasama dengan masyarakat melalui medsos agar cepat ketemu. Sudah ada empat keluarga yang menghubungi kami, tapi semuanya tidak ada yang serupa dengan korban,” tegas AKBP Muhammad.
Disinggung terkait masalah amputasi tangan korban untuk menghilangkan bukti sidik jari. AKBP Muhammad membenarkan, sebelumnya korban dipukul kepala bagian belakang dengan benda tumpul hingga mengenai kepala bagian belakang, terkait amputasi tangan kanan dan kiri korban sesudah tewas lalu diamputasi
“Kami masih mendalami, ya memang ada tindakan tersebut untuk menghilangkan sidik jari,” bebernya
Sebelumnya, jasad korban perempuan tanpa identitas itu ditemukan warga di Dusun Kedungpingit, Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Nganjuk pada Senin (25/3/2024)
Jasad korban ditemukan di kawasan hutan petak 117 RPH Tamanan BKPH Perhutani Nganjuk.