HTI Dibubarkan, Kader NU Jombang Syukuran
JOMBANG, FaktualNews.co – Puluhan kader Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Jombang mengadakan syukuran, Rabu (10/5/2017) malam. Menyusul dibubarkannya organisasi Hisbut Tahrir Indonesia (HTI), yang dinilai membahayakan persatuan bangsa.
Acara syukuran tersebut dilaksanakan di salah seorang rumah kader di Dusun Petengan, Desa Tambakrejo, Kecamatan/Kabupaten Jombang. Tak hanya itu, mereka juga menggelar doa bersama.
Menurut salah seorang kader NU, Maulana Syahiduzzaman, isu pembubaran HTI ini sangat penting untuk ditindak lanjuti terus, karena HTI sangat menggangu kerukunan masyarakat. HTI juga secara tegas menolak pancasila yang kita yakini selama ini sebagai perekat kebangsaan.
BACA JUGA
[box type=”shadow” ]
- Inilah Alasan Mengapa HTI Dianggap Bertentangan dengan Pancasila
- HTI Bubar, Projo Jombang Gelar Doa Untuk Bangsa
[/box]
Kegiatan ini juga sebagai wujud syukur dan dukungan moral atas keputusan pemerintah atas niat baik menjaga pancasila. Kita bisa kumpul seperti ini, makan bareng, ibadah bersama-sama bisa kita lakukan karena NKRI masih aman.
“Pemilihan tempat di Tambakrejo bukan tanpa perhitungan, hal ini karena sekretariat HTI Jombang itu disini,” jelasnya.
Ia menambahkan, generasi muda Jombang harus sering membuat acara kumpul dan diskusi bareng terkait gerakan anti pancasila dan ingin merusak NKRI. Karena bubarnya HTI tidak berarti mereka akan berhenti merongrong NKRI.
Selanjutnya, dakwah generasi muda NU juga harus mulai masuk kedunia maya seperti Facebook, WA, Twitter, Instagram. Jombang sebagai kota kelahiran para pendiri bangsa seperti KH Hasyim Asyari, KH Wahab Chasbullah, sangat ironis bila gerakan HTI justru tumbuh subur.
“Saya berpesan untuk mulai aktif didunia maya, kita harus belajar nulis. Saya siap memfasilitasi pedoman pelatihan menulis dan menolak kabar hoax. Tujuan mereka belum tercapai, jadi walaupun dibubarkan gerakan kecil tetap akan ada, ini yang harus diperhatikan,” tegasnya.
Acara yang digagas dalam bentuk tasyakuran dan diskusi ini menjadi tambah menarik saat peserta yang datang saling bergantian bercerita tentang pengalaman masing-masing saat ketemu dan diajak untuk ikut HTI.
Salah satu peserta diskusi, Hari Zakaria Rosyid mahasiswa asal Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum, Peterongan mengungkapkan jika penyebaran HTI sudah masif di kampusnya. Gerakan mereka sangat masif di dunia nyata dan dunia maya.
“Di kampus saya (Unipdu) para kader HTI terang-terangan mengajak mahasiswa untuk gabung dengan mereka,” tambahnya.
Tidak jauh berbeda, Novian Cempaka, mahasiswi asal STKIP juga mengungkap bila ia pernah diajak secara langsung oleh aktivis HTI dikampusnya dengan menawarkan islam model baru. Pengalaman tersebut ia alami ketika masih mahasiswa baru, gerakan mereka sangat masif dan tersebar di kampus se-Jombang.
“Teman saya banyak yang tergiur ajakan mereka (HTI), terutama cewek mas,” pungkasnya.(mjb1/ivi)