Motif Bunuh Diri Warga Binaan Rutan Trenggalek, Diduga Karena Terlilit Hutang
TRENGGALEK,FaktualNews.co – Di balik aksi bunuh diri dengan cara gantung diri hingga tewas yang dilakukan Wiji Setiawan, warga Kecamatan Nglegok, Blitar, salah satu warga binaan Rutan Klas IIB Trenggalek, diduga karena depresi akibat terlilit hutang.
Korban ketika ditemukan oleh petugas Blok, pada Selasa (14/5/2019) sudah dalam kondisi meninggal dunia dengan leher terlilit kain sarung di dalam kamar mandi.
Menurut Adi Santosa Kasubsi Pelayanan Tahanan Rutan Trenggalek, korban merupakan pindahan dari Lapas Tulungagung. Dan pindah di Rutan Trenggalek pada 11 Januari 2019 atau sekitar 3 bulan lalu.
“Korban ini mengalami depresi, karena pada Selasa (7/5/2019) sebelum kejadian, ia pernah melakukan percobaan bunuh diri dengan menenggak sabun cuci dan berhasil diselamatkan,” ucapnya, Sabtu (18/5/2019).
Disampaikan Adi, korban yang sudah berkeluarga tersebut hingga nekat bunuh diri dengan cara gantung diri diduga mengalami depresi karena sebelum masuk di Rutan Trenggalek sudah terlilit hutang.
“Jadi informasi yang saya terima, korban sebelum masuk Rutan Trenggalek sudah terlilit hutang dan mengalami depresi kemudian nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri menggunakan kain sarung. Untuk besaran hutangnya kami tidak mengetahui,” imbuhnya.
Disinggung terkait warga binaan yang membawa sarung, Adi menjelaskan, untuk warga binaan memang diperbolehkan membawa sarung dan sajadah untuk keperluan beribadah.
Karena dasarnya pada lembaga pemasyarakatan (Lapas) melakukan pembinaan. Jadi semua warga binaan Rutan dalam tahap pembinaan.
Semua warga binaan wajib mengikuti siraman rohani sebagai pembimbing dari Kemenag pada setiap hari Selasa, Kamis dan Jumat, termasuk pengajian, baca Alquran serta sholat berjamaah.
“Selain itu juga kegiatan jasmani seperti mengerjakan tugas-tugas kebersihan dan kegiatan membuat kerajinan, yang diadakan oleh Rutan Trenggalek,” pungkas Adi.