FaktualNews.co

Patung Gajah Mungkur di Gresik Picu Kontroversi

Sosial Budaya     Dibaca : 4140 kali Penulis:
Patung Gajah Mungkur di Gresik Picu Kontroversi
Faktualnews/didik hendri
Landmark Patung Gajah Mungkur yang dibangun Pemkab Gresik menuai pro dan kontra.

GRESIK, FaktualNews.co – Jagat maya, khususnya media sosial (medsos) di Gresik dihebohkan adanya landmark patung Gajah Mungkur di Perlimaan Sukorame, Gresik, Jawa Timur.

Pasalnya, landmark yang menghabiskan anggaran hampir Rp 1 miliar ini, ternyata bentuknya tidak seperti gajah.

Menurut Kris Adji AW, salah seorang budayawan ternama di Kota Pudak Gresik, desain awal dan yang sudah jadi, tidak sama alias jauh berbeda.

Terlebih, situs bangunan dan Gajah Mungkur yang asli masih bagus dan butuh pelestarian sebagai benda yang diperkirakan cagar budaya.

“Mengapa mesti bikin replikanya? Gak nalar. Ibarat pepatah beruk di rimba disusukan, anak di pangkuan dilepaskan. Terkait wujud Gajah Mungkur yang dibangun Pemkab Gresik, kayaknya mau menstilasi, mengabstraksi dan mendistorsi bentuk gajah, tapi gagal dan kehilangan esensi dan ciri pokok seekor gajah,” kritiknya, kecewa.

Lebih parah lagi, sambungnya, proses perencanaan pembangunannya juga tidak melibatkan ahli waris keluarga rumah legendaris Gajah Mungkur sebagai pewaris sah kekayaan intelektual.

“Selain bentuknya kurang pas, Pemkab Gresik juga tidak pernah ‘kulo nuwun’ (permisi, red) kepada kami dari pihak keluarga sebagai ahli waris,” ungkap pewaris rumah kuno Gajah Mungkur, Akhmad Choiri.

Menanggapi hebohnya landmark Patung Gajah Mungkur, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto melalui Asisten II Bidang
Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Gresik, Ida Lailatussa’diyah pun buka suara.

Ida berdalih, Pemkab Gresik sengaja mendesain patung gajah dengan bentuk tidak sempurna sebagaimana bentuk gajah pada umumnya, untuk menghormati kota Gresik sebagai kota wali yang menjunjung ajaran Islam.

“Dalam ajaran Islam, ada larangan membuat patung sesuatu bernyawa yang mirip bentuk aslinya. Karena Gresik daerah religi, kami membangun landmark patung Gajah Mungkur dalam bentuk abstrak, tidak seperti bentuk gajah pada umumnya,” jelas mantan
Sekretaris Dinas PUPR Gresik itu.

Asisten II ini menambahkan, pro-kontra di masyarakat mengenai proyek landmark yang dibangun selama 4 bulan tersebut adalah hal biasa dan sulit dihindari, karena semua bergantung pada persepsi masing-masing individu.

Sekretaris PT Petrokimia Gresik, Yusuf Wibisono menyatakan dana pembangunan landmark tersebut sepenuhnya ditanggung perusahaannya melalui dana CSR (Corporate Sosial Responsibility) sebesar hampir Rp 1 miliar.

“Pada prinsipnya, kami ingin memberikan sumbangsih kepada masyarakat Gresik. Karena Pemkab meminta untuk membangun landmark patung Gajah Mungkur, maka kami setuju dengan desain sepenuhnya berada di pihak Dinas PUPR,” terangnya.(didik hendri)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah
Tags